Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Beberapa jam sebelum keputusan itu keluar, pembicaraan yang dipimpin Kanselir Angela Merkel sempat berlangsung alot.
Menyusul kasus baru COVID-19 yang dialami sejumlah personel Bundesliga dan Bundesliga 2, kemudian insiden Salomon Kalou, membuat pemerintah sempat mempertimbangkan untuk memberlakukan karantina selama dua pekan bagi klub-klub sebelum kompetisi bergulir lagi.
Salomon Kalou, yang membela Hertha Berlin, membikin masalah dua hari sebelum pertemuan membicarakan kelanjutan Bundesliga digelar.
Dia melanggar aturan social distancing dengan bersalaman dan menjadikan krisis COVID-19 sebagai bahan bercanda.
Ide karantina selama dua pekan akan membuat Bundesliga tidak bisa digelar minggu depan, paling cepat digelar 22 Mei atau bahkan 29 Mei.
Baca Juga: FC Saarbruecken, Kejutan Besar Klub Divisi Empat Liga Jerman di Semifinal DFB Pokal
Akan tetapi, tim medis DFL sebagai pengelola kompetisi mencoba meyakinkan pemerintah bahwa masa karantina selama satu minggu sudah cukup.
Hal itu didukung sebagian besar negara bagian Jerman, di mana hanya Bremen dan Rhineland-Palatinate yang dikabarkan merasa restart kompetisi pada 15 Mei terlalu cepat.
Kasus baru COVID-19 dan insiden Kalou disebut terisolir dan bisa dikendalikan.
Kalou sendiri langsung dijatuhi hukuman berat dengan diskors Hertha Berlin sehingga dia tidak akan bisa mengikuti latihan dan pertandingan.
Keputusan Bundesliga diizinkan bergulir lagi pada paruh kedua Mei bisa jadi merupakan jalan tengah dari dua pendapat tersebut.
Yang pasti, Bundesliga akan menjadi liga top Eropa pertama yang bakal menggulirkan lagi kompetisinya di tengah krisis COVID-19.