Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Saat kulia, kami belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan anak umur sekian, dewasa, atau orangtua. Hal itu diajarkan. Body Languange kita untuk berbicara juga diajarkan. Jadi, menurut saya, sangat berguna."
Pada dasarnya semua atlet pintar. Tidak mungkin bodoh. Namun, hanya beberapa yang memiliki intelektual bagus dan dialek bagus," ujar Sheilla.
Menurut Sheilla, semua atlet harus dibekali pendidikan yang cukup agar mampu berkomunikasi dengan media itu baik. Apalagi, tidak semua atlet bisa berkomunikasi dengan baik ke media.
"Atlet perlu belajar publik speaking karena atlet sudah jadi entertain dan tokoh. Harusnya mereka sudah siap dan matang dalam menghadapi media."
Tetapi, terkadang ada atlet yang narsis kepada media. Namun cara bahasa atau informasi yang dia berikan salah persepsi. Jadi, benar-benar atlet harus mendapat pendidikan," kata Sheilla.
Kini, di tengah pandemi Covid-19, Sheilla memiliki beragam aktivitas yakni menjadi menerima endorse dan memantau usaha warung kopi di wilayah Bekasi Timur, dan menjajal usaha kacang mede.
Sheilla juga merupakan seorang influencer. Influencer adalah seseorang yang memiliki followers atau pengikut yang banyak di media sosial.
Saat ini, jumlah pengikut Sheilla di akun Instagram pribadinya mencapai 373 ribu.
"Saya mau jadi atlet voli mungkin setahun lagi. Setelah itu, saya menjadi ibu rumah tangga saja," ucap pemain di posisi libero ini
Selama berkarier menjadi atlet voli, Sheilla telah menorehkan sederet gelar yakni Best Player Popnas Kejurnas 2005, Best Spiker Piala Presiden 2005 hingga bersama tim voli Indonesia ikut menyumbangkan dua medali perak untuk Indonesia pada SEA Games 2017.
Sheilla sudah masuk timnas voli junior sejak 2004. Namun, pada 2009 dia mendapat cedera cukup parah yang mambuat dia berganti posisi menjadi libero.
Saat menjadi libero, Sheilla berhasil menjadi libero terbaik pada Proliga 2015, 2016, dan 2017.