Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebola voli putri Indonesia, Berllian Marsheilla, menjadi salah satu atlet serba bisa.
Sibuk berkarier dalam cabang olahraga voli tidak menyurutkan keinginan Berllian Marsheilla untuk menempuh pendidikan hingga mencoba banyak hal seperti menjadi pengusaha, komentator, endroser, influencer dan banyak bidang lain.
Namun, untuk mencapai semuanya tidak didapatkan Berllian Marsheilla dengan mudah.
Baca Juga: Berllian Marsheilla Ternyata Ada Ikatan Saudara dengan Markis Kido
"Saya berawal dari keluarga kurang mampu. Bisa dibilang sederhana lah. Jadi, saya ingin orangtua yang pertama kali menikmati hasilnya," kata Sheilla (sapaan akrab Berllian Marsheilla) dalam Instagram Live dengan BolaSport.com.
"Selain itu, saya tidak mau begitu saja. Bisa dibilang olahraga tidak bisa selamanya. Ada batasan umur. Otomatis, bagaimana caranya mencari celah tentang hal-hal yang bisa digali di masa tua," ucap Sheilla.
"Kebetulan bertemu teman-teman di industri yang saya inginkan seperti usaha atau influencer. Teman-teman saya juga banyak," aku perempuan 30 tahun ini.
Selama menjadi pebola voli, Sheilla merasakan suka dan duka saat menjadi pemain tim nasional (timnas)
"Suka duka di timnas, pastinya jauh dari orangtua. Masa remaja terenggut hampir setengahnya. Saat masuk timnas, hanya bangun, berlatih, dan makan. Itu saja kegiatannya," ucap Sheilla.
"Saya merasakan dilema dan hampir di semua cabang olahraga merasakannya, antara meneruskan pendidikan atau prestasi. Pemerintah perlu memberikan solusi."
Baca Juga: Berllian Marsheilla Gali Kemampuan Memasak Saat Wabah Virus Corona
"Sheilla termasuk agak berantakan pendidikannya karena benar-benar dilema. Sheilla bingung mengatur jadwal dan membagi waktu karena misalnya pelatnas di Sentul, Bogor, Kuliah di Senayan," tutur Sheilla.
Dua tahun pertama, Sheilla menjalani pelatnas dan kuliah tanpa kendala karena kompetisi nasional belum banyak. Kompetisi banyak di Jakarta sehingga Sheilla masih bisa menjalani kegiatan perkuliahan.
"Setelah itu, saya mengikuti kejuaraan nasional dan mengikuti kompetisi ke luar negeri. Itu yang membuat dilema. Saya sempat izin pelatih agar setelah latihan, malamnya kuliah. Dibolehkan, tetapi berjalan sebulan saya kecapekan," aku Sheilla.
"Misalnya dari Sentul jam 18.00, saya kuliah jam 19.00. Pulang jam 21.00. Sampai mess Sentul jam 22 atau 23.00. Akhirnya saya tipes," ujar Sheilla
Akhirnya pada 2013, Sheilla memilih mundur dari timnas karena ingin menyelesaikan kuliah.
"Di satu sisi itu sebenarnya banyak pro dan kontra. Kampus memang mau membantu, tetapi saya tidak mau menjadi sarjana yang tidak merasakan bangku pendidikan atau menjalani pendidikannya."
"Saya ingin merasakan bagaimana menimba ilmu, cara persentasi yang baik, komunikasi yang baik. Jadi saya mengambil keputusan untuk berhenti sementara dari timnas," ucap Sheilla.
Resmi menyandang gelar Sarjana Komunikasi diakui sulung dari empat bersaudara ini memberi banyak manfaat bagi kegiatannya di luar voli.
Baca Juga: Final Four dan Final Proliga 2020 Ditiadakan, Nilai Kontrak Atlet Dipotong
"Ilmu yang saya pelajari terpakai karena pada dasarnya semua orang bisa berkomunikasi. Tetapi, cara berkomunikasi tidak semua orang bisa," kata Sheilla.
"Saat kulia, kami belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan anak umur sekian, dewasa, atau orangtua. Hal itu diajarkan. Body Languange kita untuk berbicara juga diajarkan. Jadi, menurut saya, sangat berguna."
Pada dasarnya semua atlet pintar. Tidak mungkin bodoh. Namun, hanya beberapa yang memiliki intelektual bagus dan dialek bagus," ujar Sheilla.
Menurut Sheilla, semua atlet harus dibekali pendidikan yang cukup agar mampu berkomunikasi dengan media itu baik. Apalagi, tidak semua atlet bisa berkomunikasi dengan baik ke media.
"Atlet perlu belajar publik speaking karena atlet sudah jadi entertain dan tokoh. Harusnya mereka sudah siap dan matang dalam menghadapi media."
Tetapi, terkadang ada atlet yang narsis kepada media. Namun cara bahasa atau informasi yang dia berikan salah persepsi. Jadi, benar-benar atlet harus mendapat pendidikan," kata Sheilla.
Kini, di tengah pandemi Covid-19, Sheilla memiliki beragam aktivitas yakni menjadi menerima endorse dan memantau usaha warung kopi di wilayah Bekasi Timur, dan menjajal usaha kacang mede.
Sheilla juga merupakan seorang influencer. Influencer adalah seseorang yang memiliki followers atau pengikut yang banyak di media sosial.
Saat ini, jumlah pengikut Sheilla di akun Instagram pribadinya mencapai 373 ribu.
"Saya mau jadi atlet voli mungkin setahun lagi. Setelah itu, saya menjadi ibu rumah tangga saja," ucap pemain di posisi libero ini
Selama berkarier menjadi atlet voli, Sheilla telah menorehkan sederet gelar yakni Best Player Popnas Kejurnas 2005, Best Spiker Piala Presiden 2005 hingga bersama tim voli Indonesia ikut menyumbangkan dua medali perak untuk Indonesia pada SEA Games 2017.
Sheilla sudah masuk timnas voli junior sejak 2004. Namun, pada 2009 dia mendapat cedera cukup parah yang mambuat dia berganti posisi menjadi libero.
Saat menjadi libero, Sheilla berhasil menjadi libero terbaik pada Proliga 2015, 2016, dan 2017.