Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Tak sedikit klub sepak bola Indonesia yang sedang memutar otak, salah satunya Borneo FC yang ketar-ketir masalah sponsor dan pemasukan klub.
Dihentikannya kompetisi Liga 1 2020 ini memang membuat petinggi Borneo FC harus memutar otak untuk memikirkan gaji pemain meski tanppa pemasukan.
Berhentinya Liga 1 2020 karna adanya wabah virus corona (Covid-19) ini membuat Borneo FC meliburkan para pemain.
Tetapi meski para pemain libur, Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) tetap mewajibkan tim membayar gaji pemain.
Baca Juga: Pemain Persebaya Ini Merasa Tersentuh Usai Dapatkan Pesan dari Rekannya yang Perangi Covid-19
Klub masih diwajibkan membayar gaji sebesar 25 persen dari nilai kotrak pemain awal untuk para pemain.
Tentu saja hal itu tidak begitu mudah untuk beberapa klub peserta Liga 1 seperti tim berjulukan Pesut Etam ini.
Chief Marketing Officier Borneo FC, Novi Ymar mengaku saat ini para petinggi sedang memutar otak di tengah pandemi corona ini.
Hal itu tak lepas dari pemasukan klub yang mandek karena kompetisi Liga 1 2020 terhenti hingga belum bisa ditentukan kapan berlanjut.
Sehingga klub pun harus memutar otak meski dibilang saat ini sedang mengalami ketar-ketir atau takut mengenai tanggung jawab ke pemain.
Akan tetapi meski tak memiliki pemasukan, gaji untuk tetap menjalankan kewajiban mereka.
“Jelas kami ketar-ketir karena tak ada pemasukan,” kata Novi Umar sebagaimana dilansir BolaSport.com dari laman resmi Borneo FC.
“Ya, bukan hanya kami pastinya. Semua klub pasti mengalami hal yang sama,” ucapnya.
Tak hanya itu, Novi Umar juga mengaku bahwa untuk sponsor yang melakukan kerja sama pun tak memberi pemasukan.
Baca Juga: Bek Madura United yang Rindukan Suasana Latihan Saat Ramadan
Tentu saja hal itu karena, sponsor bisa memberikan pendanaan apabila kompetisi berlanjut, sehingga dana pun diberikan secara bertahap.
Dengan keputusan Liga 1 yang belum ada kejelasan juga membuat, Pesut Etam ketar-ketir dan masih mengambang.
“Jadi dari sponsor baru satu termin. Untuk dua terminnya tentu masih ada tanda tanya. Tergantung liga masih lanjut atau tidak,” ujar Umar.
Untuk saat ini penjualan jersey menjadi harapan satu-satunya untuk Borneo FC, dan jersey pun di jual secara online.
Pada masa seperti ini, tentu penjualan jersey tidak cukup banyak dan pastinya berpengaruh juga kepada pemasukan tim.
“Untuk jersey memang kami belum ada di store. Jadi, kami kalau ada yang mau beli, langsung via online ke Riors,” tutur Novi Umar.