Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM – Petarung UFC asal Amerika Serikat (AS), Justin Gaethje, mengungkap kunci sukses di balik kemenangan besarnya atas Tony Ferguson pada UFC 249, akhir pekan lalu.
Justin Gaethje berhasil menang TKO atas Tony Ferguson pada ronde kelima di VyStar Veterans Memorial Arena, Jacksonville, Florida, AS.
Tak cuma menyabet gelar juara interim kelas ringan, hasil itu juga memutus catatan kemenangan beruntun Ferguson yang sudah mencapai 12 kali.
Gaethje pun membeberkan resep kemenangannya.
Sosok berusia 31 tahun itu mengaku punya mentalitas "siap mati" setiap kali menjalani pertarungan.
"Saya memberi tahu kepada pelatih saya, anda tidak akan menyukainya, tetapi saya siap mati malam ini. Itulah mentalitas yang harus anda ikuti," kata Gaethje, dilansir BolaSport.com dari Essentiallysports.com.
Baca Juga: Jika Gabung Petronas Yamaha SRT, Derajat Valentino Rossi Bakal Lebih Rendah dari Muridnya
Lebih lanjut, Gaethje menjelaskan bahwa mentalitas "siap mati" itu berasal dari pengalamannya mendengarkan omongan pelatih tinju, Teddy Atlas, yang juga berprofesi sebagai komentator pertarungan.
"Jadi, ketika saya mendengarkan Teddy Atlas, dia membicarakan hal itu secara khusus sebagai pria. Untuk melakukan apa yang harus kita lakukan," kata Gaethje.
"Untuk bisa pergi ke tempat yang dituju dan tampil di bawah tekanan dengan peraturan, sepertinya tidak manusiawi. Namun, itulah pengalaman mendekati kematian."
"Orang ketika pergi berperang tidak boleh takut. Jika merasa takut sekali saja, maka anda akan mati," ujar dia lagi.
Baca Juga: Jon Jones Dahulu Diklaim Bisa Kalahkan Mike Tyson dan Muhammad Ali
Motivasi itulah yang kemudian mendorong Gaethje tak cuma mempersiapkan diri secara matang saat menjalani pertarungan, tetapi juga siap mati.
"Saya juga tidak ingin mati karena itu hal terakhir yang saya inginkan. Saya bisa pergi ke sana dan mati, saya juga bisa menerimanya. Hal itu akan memberikan banyak kedamaian dalam diri saya," ucap dia.
"Namun, jika dibedah lebih dalam, hal itu seperti saya mati muda. Lebih mulia bagi saya daripada mati dalam situasi seperti itu."
"Jika saya harus mati muda, saya pergi ke tempat itu, dan itu seperti waktu yang damai bagi saya. Sepanjang minggu itu saya tidur lebih baik dari yang pernah saya alami."
"Malam sebelum pertarungan, saya selalu tidur jam setengah 10 selama berturut-turut. Hal itu adalah situasi yang damai bagi saya," kata Gaethje menambahkan.
Baca Juga: Floyd Mayweather Minta Rp8 Triliun untuk Pertandingan Berikutnya
Berkat kemenangan atas Ferguson, Gaethje kini punya kesempatan untuk berduel kontra Khabib Nurmagomedov (Rusia).
Nantinya, laga antara Gaethje dan Nurmagomedov akan menjadi pertarungan unifikasi gelar juara kelas ringan UFC.