Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Masa jaya Persija Jakarta pada 2001 tentu tak akan dilupakan oleh para legenda yang sukses membawa tim kebanggaannya juara salah satunya Warsidi.
Persija Jakarta pada 2001 terbilang sedang berada pada masa keemasan karena berhasil keluar sebagai juara Liga Indonesia saat itu.
Tentu saja pada masa itu, Persija Jakarta dihuni oleh banyak nama besar yang memperkuat tim dengan kualitas yang tak perlu diragukan lagi.
Tim berjulukan Macan Kemayoran saat itu diperkuat oleh nama-nama top seperti Nuralim, Budiman Yunus, Antonio Claudio, Joko Kuspito, Aris Indiarto, Anang Ma’ruf, dan Warsidi.
Baca Juga: Satu Gol ke Gawang Kalteng Putra Jadi Momen Manis Febri Hariyadi Bersama Persib
Pada 7 Oktober 2001 tentu akan jadi momen yang tak terlupakan untuk Warsidi dan kawan-kawan. Di mana masa itu adalah era kompetisi baru bernama Liga Indonesia hasil penggabungan Perserikatan dan Galatama. Era Liga Indonesia dimulai sejak 1994 hingga 2007.
Dalam era kompetisi tersebut pada laga final akan dikenang oleh para legenda Persija Jakarta karena berhasil tampil mendominasi di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Saat itu Persija melawan PSM Makassar dan kemenangan berhasil diraih Macan Kemayoran dengan skor 3-2.
Akan tetapi, memiliki catatan bagus tentu tak akan menjadi momen yang mudah dilupakan oleh para legenda Persija.
Masa itu pun menjadi momen yang berkenang dan memang pantas dikenang, apalagi seperti Warsidi yang saat itu bermain sebagai pemain muda.
Sehingga saat itu, ia menikmati masa kejayaan yang dimiliki Persija, dan menurutnya di masa tersebut memang kualitas pemain tidak perlu diragukan.
Baca Juga: Soal Pensiun Henry Cejudo Dari MMA, Ali Abdelaziz Tidak Yakin
“Mungkin yang paling diingat saat itu saya masuk banyak diisi pemain bagus di semua lini,” kata Warsidi, sebagaimana dilansir BolaSport.com dari laman Persija.
“Namun, positifnya seluruh pemain kompak saat itu. Saya juga termotivasi karena banyak pemain bagus di tim,” ucapnya.
Bahkan menurutnya pada masa itu, Persija dalam kondisi tim yang positif dan kompak.
Tak hanya itu, Warsidi juga mengatakan saat itu untuk pemain tidak memiiliki jarak antara senior dan junior, sehingga benar-benar pemain bersatu.
Dekat antara satu sama dengan yang lainnya, sehingga hal itu bukan hal aneh jika Persija Jakarta sukses membawa gelar juara pada masa tersebut.
“Para pemain senior yang sering memberikan masukan kepada junior jika ada permainan yang salah,” ujarnya.
“Tidak hanya itu pemain junior tidak ada yang canggung. Hal itu mungkin jadi salah satu kunci tim bisa jadi juara,” tutur Warsidi.