Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jadi Pahlawan Chelsea di Final Liga Champions 2012, Didier Drogba Ungkap Inspirasinya

By Guntur Aji Bayu Riyanto - Rabu, 20 Mei 2020 | 12:00 WIB
Penyerang Chelsea, Didier Drogba, merayakan gol ketiganya pada laga kontra Wigan Athletic di Stamford Bridge, 9 Mei 2010 lalu. (TWITTER.COM/OFUTELBOLNEWS)

BOLASPORT.COM - Mantan striker Chelsea, Didier Drogba, menceritakan kembali kisah di balik kemenangan The Blues di Final Liga Champions 2012.

Pada 19 Mei 2012, kandang Bayern Muenchen, Stadion Allianz Arena, menjadi sejarah manis bagi Chelsea di ajang Liga Champions.

Chelsea untuk pertama kalinya sukses meraih trofi Liga Champions usai membungkam perlawanan wakil Jerman, Bayern Muenchen.

Keberhasilan Chelsea tersebut seolah jadi jawaban atas kegagalan mereka empat tahun sebelumnya.

The Blues takluk di final Liga Champions 2008 dari sesama tim Inggris, Manchester United, lewat adu tendangan penalti.

Melalui pertandingan yang juga penuh dengan drama, sejarah diukir The Blues di hadapan pendukung Die Roten.

Baca Juga: Sudah Ditelepon Lionel Messi, Transfer Lautaro Martinez ke Barcelona Tinggal Tunggu Waktu

Chelsea yang kala itu baru menunjuk pelatih Roberto Di Matteo sebagai pengganti Andre Villas-Boas, berhasil melaju ke partai puncak usai menyingkirkan Barcelona di semifinal.

Upaya Frank Lampard dkk meraih gelar juara harus dilalui dengan penuh susah payah.

Bermain 1-1 hingga babak tambahan waktu, akhirnya Chelsea berhasil mengalahkan Bayern Muenchen dengan skor 4-3 lewat adu tendangan penalti.

Pahlawan kemenangan tersebut adalah Didier Drogba, yang berhasil mencetak gol penyeimbang di waktu normal sekaligus mencetak gol penentu di babak penalti.

Delapan tahun setelah kejayaan tersebut, Didier Drogba pun kembali mengenang masa-masa indahnya bersama Chelsea melalui akun Twitter miliknya @didierdrogba.

Drogba mengungkapkan satu sosok di balik kemenangan Chelsea yang berhasil menginspirasi dirinya.

Dia adalah sang maestro lini tengah yang kala itu masih sangat muda, Juan Mata.

"Delapan tahun yang lalu, manajer telah dipecat oleh klub dan kami para pemain mengadakan pertemuan di mana mereka ikut bertanggung jawab atas kepergiannya," tulis Drogba dikutip dari Daily Star.

Baca Juga: Pindah ke Manchester United, Jadon Sancho Bisa Akhiri Kutukan Nomor 7

"Kapten John Terry berbicara, Frank Lampard, Petr Cech dan para pemimpin lainnya di grup itu juga."

"Kami memutuskan untuk memberikan segalanya untuk kompetisi ini (Liga Champions), meskipun kami kalah 1-4 melawan Napoli sebelumnya."

"Kami telah mengejar trofi ini selama delapan tahun dan tidak bisa melakukan yang lebih baik daripada runner up."

"Semua orang setuju untuk mengesampingkan ego dan menantang masing-masing untuk tujuan yang sama," katanya.

Drogba pun menceritakan pembicaraannya dengan Mata.

"Setelah pertemuan itu, saya bertanya kepada Juan Mata yang masih berusia 23 tahun, 'tolong Maestro, bantu saya memenangi Liga Champions'."

"Dia menatap saya dan mengatakan 'pria gila, Anda Didier Drogba, Anda akan membantu saya memenanginya'."

"Saya kemudian bilang kepadanya bahwa saya sudah di sini selama 8 tahun dan tidak pernah menang, jadi saya percaya kaulah yang akan membantu kami menang."

"Tiga bulan kemudian, kami berada di Muenchen, di final, di stadion mereka, tenggelam dengan gelombang warna merah fan mereka."

"Tuan rumah memimpin dengan delapan menit tersisa dan delapan menit terakhir itu pula saya sangat kecewa."

Baca Juga: Usai Bundesliga, Ini Liga Ke-3 di Eropa yang Resmi Bergulir, Mantan Lawan Timnas Indonesia Sudah Main

"Mata berkata kepada saya, 'Percayalah Didi, kamu harus percaya', hampir menangis saya menjawab setelah melihat waktu, 'Percayalah pada apa? Sudah hampir berakhir'."

Chelsea sempat tertinggal 0-1 ketika Thomas Mueller mencetak gol yang membawa Muenchen unggul di menit ke-83.

Namun, gol Drogba pada menit ke-88 membuat laga berkedudukan seimbang sampai akhir babak tambahan waktu.

Chelsea pun melengkapi comeback dramatis itu dengan kemenangan dalam adu penalti.

"Saya akan menangis seperti beberapa bulan yang lalu ketika saya kalah di final Piala Afrika bersama timnas Pantai Gading.

"Menit terakhir, tendangan sudut terakhir. Tebak siapa yang mengambil tendangan sudut, dialah Juan Mata, dan sisanya adalah sejarah."

"Pelajarannya adalah SELALU PERCAYA!!!!" Ujar Drogba menjelaskan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P