Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Karena 'Nasi Goreng dan Rendang', Timnas Indonesia Gagal Dapat Emas di SEA Games 2015

By Hugo Hardianto Wijaya - Rabu, 20 Mei 2020 | 16:56 WIB
Pelatih asal Brasil, Jaino Matos, mengkritisi pola makan dan asupan nutrisi pemain di Indonesia.

"Namun, kalau 48 jam sebelum pertandingan kita melawan Thailand di empat besar dan mereka makan nasi goreng sama rendang, bagaimana bisa membawa pulang medali emas. Masalah ada di situ," ucapnya.

Jaino Matos mengaku bahwa secara pribadi dirinya tidak memiliki masalah dengan nasi goreng atau menu makanan khas Indonesia lainnya.

Baca Juga: Bob Arum Isyaratkan Duel Ke-3 Fury Vs Wilder Tidak di AS atau UK

Satu hal yang menjadi perhatiannya adalah pola makan dan asupan nutrisi yang dikonsumsi jelang pertandingan, sebab dua hal itu sangat berpengaruh dalam performa di lapangan.

"Namun, kalau seminggu sekali atau dua kali saya rasa tidak masalah. Pada 72-58 jam sebelum pertandingan itu krusial, apalagi 48 jam harus benar-benar siap," katanya.

Baca Juga: Pernah Cetak Gol ke Gawang Arsenal U-18 dan Real Madrid U-18, Wonderkid Bali United Ini Terinspirasi Ronaldo

Jaino Matos pun berharap pemain Indonesia bisa berkomitmen menjaga pola makan, terutama terkait ketergantungan terhadap nasi sebagai sumber karbohidrat.

Matos menilai bahwa para pemain Indonesia bisa mengganti nasi dengan pilihan sumber nutrisi lain yang lebih berbobot.

"Kentang rebus, singkong rebus, steak, ayam panggang, sayur hijau juga penting. Saya rasa semua harus beradaptasi," tandasnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

"Secara teori mereka adalah tim yang sangat kuat. Kamu juga ingat kita lawan Malaysia kurang beruntung di semifinal. Padahal kita sudah bermain bagus. Kurang gol saja," ujar Luis Milla. Luis Milla pun menilai bahwa di ajang SEA Games 2017, timnya sudah bermain baik. "Kita sudah membuktikan kalau kita bisa main seimbang lawan Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Objektifnya waktu itu tercapai. Walau akhirnya gagal di semifinal. Kita akhirnya melawan Myanmar dan bermain sangat bagus. Menurut saya kita saat itu datang dengan segala kekurangan. Namun kembali dengan kelebihan (pengalaman)," ujar Luis Milla. Selain ketiga negara itu, Luis Milla menyebut Uni Emirat Arab (UEA). Timnas U-23 Indonesia bertemu UEA di Asian Games 2018. "Harus dibuang perasaan bahwa ada negara yang lebih hebat dari kamu. Dengan mental yang baik. Indonesia bisa mengimbangi permain UEA. Kita bisa juga bertarung dengan mereka," ujarnya. Saat itu timnas U-23 Indonesia kalah dari UEA melalui adu panalti. "Hal lain itu soal menang. Karena tidak semua orang bisa selalu menang. Susah ya. Saya merasa tim kita waktu itu mampu berkompetisi dengan tim di atas kertas lebih besar di Asia," ujarnya. #milla #timnasday #timnasindonesia #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P