Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih asal Brasil, Jaino Matos, mengkritisi pola makan dan asupan nutrisi pemain Indonesia yang kurang terjaga dan mempengaruhi penampilan di lapangan.
Pelatih asal Brasil, Jaino Matos, telah malang melintang di pembinaan sepak bola usia dini di Indonesia.
Meski tak terlalu terkenal seperti pelatih asal Brasil lainnya, Matos menjadi sosok yang paling mengenal karakter pemain di Indonesia.
Pelatih yang pernah membesut pembinaan usia dini di timnas Indonesia itu memiliki satu kritik bagi pola makan dan asupan nutrisi dari para pemain di Indonesia.
Baca Juga: Di Balik Status Megabintang, Ada Hubungan Rumit Cristiano Ronaldo dengan Ayahnya
Menurutnya, kedua poin tersebut tidak boleh diremehkan oleh atlet profesional.
"Kalau saya pribadi tidak harus secara drastis, saya pikir memaksa anak muda makan seperti di Brasil dan Spanyol mereka pasti tidak sanggup," kata Matos dilansir Bolasport.com dari Kompas.
"Kita harus respek pada budaya makanan."
"Namun, kalau mau jadi atlet profesional, kalau memilih karbohidrat dan protein bisa pada makanan steak, pasta, itu juga penting. Itu mesti diadaptasi," ucapnya lagi.
Baca Juga: Di Balik Status Megabintang, Ada Hubungan Rumit Cristiano Ronaldo dengan Ayahnya
Jaino Matos lantas mengambil nasi goreng sebagai ilustrasi.
Mantan pelatih tim junior Borneo FC itu menilai bahwa sesungguhnya nasi goreng adalah makanan yang kurang cocok untuk atlet, tapi justru menjadi makanan favorit para pemain Indonesia.
Dia kemudian mengenang pengalaman pemain timnas Indonesia yang tak bisa lepas dari nasi goreng ketika mengikuti SEA Games 2015 di Singapura.
Baca Juga: Cal Crutchlow: Jangan Coba Tiru Teknik Marc Marquez, Bisa Kualat
Saat itu pemain dan pelatih timnas Indonesia mendapatkan fasilitas mewah kelas bintang lima.
Sayangnya, dari sederet makanan mewah yang dihidangkan, para pemain tetap memilih nasi goreng sebagai hidangan karena ketidakcocokan lidah dengan makanan lain.
"Jadi, ada batasnya, seminggu sekali atau seminggu dua kali tidak masalah," ujar Matos.
Baca Juga: DUEL KLASIK - 20 Mei 2007, Gol Terakhir Roberto Carlos Buka Jalan Real Madrid Juara
"Namun, kalau 48 jam sebelum pertandingan kita melawan Thailand di empat besar dan mereka makan nasi goreng sama rendang, bagaimana bisa membawa pulang medali emas. Masalah ada di situ," ucapnya.
Jaino Matos mengaku bahwa secara pribadi dirinya tidak memiliki masalah dengan nasi goreng atau menu makanan khas Indonesia lainnya.
Baca Juga: Bob Arum Isyaratkan Duel Ke-3 Fury Vs Wilder Tidak di AS atau UK
Satu hal yang menjadi perhatiannya adalah pola makan dan asupan nutrisi yang dikonsumsi jelang pertandingan, sebab dua hal itu sangat berpengaruh dalam performa di lapangan.
"Namun, kalau seminggu sekali atau dua kali saya rasa tidak masalah. Pada 72-58 jam sebelum pertandingan itu krusial, apalagi 48 jam harus benar-benar siap," katanya.
Jaino Matos pun berharap pemain Indonesia bisa berkomitmen menjaga pola makan, terutama terkait ketergantungan terhadap nasi sebagai sumber karbohidrat.
Matos menilai bahwa para pemain Indonesia bisa mengganti nasi dengan pilihan sumber nutrisi lain yang lebih berbobot.
"Kentang rebus, singkong rebus, steak, ayam panggang, sayur hijau juga penting. Saya rasa semua harus beradaptasi," tandasnya.