Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Namun, dia jalani dengan komitmen. Terlihat dari persiapan kami sebelum Olimpiade. Dapat emas itu dari awalnya seperti tidak mungkin, tetapi terbukti bisa terwujud."
"Saya ingat dia sampai bela-belain nggak pulang ke rumah dan tinggal di asrama demi jaga kondisi dan fokus ke Olimpiade," kata Liliyana lagi.
Baca Juga: Tanggapi Berita Tontowi Ahmad Pensiun, Sony Dwi Kuncoro Beri Kritik kepada PBSI
Sementara itu, Liliyana sebagai partner juga memiliki pengorbanan tersendiri.
Butet mengatakan bahwa menjadi atlet yang tahan banting itu perlu, terutama saat ada target besar.
Sewaktu mengikuti program Olimpiade Rio 2016 yang sangat berat, usia Tontowi dan Liliyana sudah tidak masuk kategori muda lagi.
Namun, mereka tidak terlalu memusingkan kendala kecil yang dihadapi.
"Dulu itu, kalau badan pegal, hangat sedikit, otot ketarik sedikit, atau kalau perempuan ada sakit perut saat berhalangan, itu saya hajar semua," ucap Liliyana.
"Sakit sedikit tahan saja, kecuali kalau cedera, baru perlu bantuan medis. Namun, kalau sakit sedikit, ya tahan. Nanti lama-lama hilang sendiri."
"Makanya, kalau sampai nggak latihan, berarti badan saya sudah benar-benar nggak bisa bangun," kata dia menjelaskan.