Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Selama lebih dari delapan tahun bertandem, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir telah berhasil membuktikan diri sebagai salah satu pasangan ganda campuran terbaik yang pernah ada di dunia melalui torehan prestasi-prestasi tinggi.
Mulai dari mencetak hat-trick titel kampiun pada All England Open, menjadi juara dunia, hingga puncaknya, meraih medali emas Olimpiade Rio 2016.
Meski begitu, bukan berarti karier pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berjalan dengan mudah atau selalu mulus.
Dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia, Liliyana mengatakan bahwa perjalanan kariernya bersama Tontowi melewati banyak fase dan yang paling berat ialah saat mereka mengalami periode gersang sepanjang tahun 2015 sampai awal tahun 2016.
Padahal, saat itu, Tontowi/Liliyana tengah merajut asa untuk menjadi yang terbaik pada Olimpiade Rio 2016.
Terlebih, setelah pada Olimpiade sebelumnya yang berlangsung di London, Inggris, mereka gagal menyumbang medali apapun untuk Indonesia.
Baca Juga: Liliyana Natsir Akui Tontowi Ahmad adalah Partner yang Sabar
Liliyana pun mengenang bagaimana pengorbanan Owi, demikian Tontowi biasa disapa, berhasil mengantar mereka menuntaskan mimpi terbesar sebagai atlet.
Sosok yang akrab disapa Butet itu juga menilai sifat cuek yang dimiliki Tontowi menjadi salah satu cara untuk mengatasi keadaan sulit, termasuk beratnya program latihan dari sang pelatih, Richard Mainaky, jelang Olimpiade.
"Owi itu di luar lapangan cuek dan nggak pernah mengeluh. Padahal, latihan dia berat banget," ucap Liliyana.
"Namun, dia jalani dengan komitmen. Terlihat dari persiapan kami sebelum Olimpiade. Dapat emas itu dari awalnya seperti tidak mungkin, tetapi terbukti bisa terwujud."
"Saya ingat dia sampai bela-belain nggak pulang ke rumah dan tinggal di asrama demi jaga kondisi dan fokus ke Olimpiade," kata Liliyana lagi.
Baca Juga: Tanggapi Berita Tontowi Ahmad Pensiun, Sony Dwi Kuncoro Beri Kritik kepada PBSI
Sementara itu, Liliyana sebagai partner juga memiliki pengorbanan tersendiri.
Butet mengatakan bahwa menjadi atlet yang tahan banting itu perlu, terutama saat ada target besar.
Sewaktu mengikuti program Olimpiade Rio 2016 yang sangat berat, usia Tontowi dan Liliyana sudah tidak masuk kategori muda lagi.
Namun, mereka tidak terlalu memusingkan kendala kecil yang dihadapi.
"Dulu itu, kalau badan pegal, hangat sedikit, otot ketarik sedikit, atau kalau perempuan ada sakit perut saat berhalangan, itu saya hajar semua," ucap Liliyana.
"Sakit sedikit tahan saja, kecuali kalau cedera, baru perlu bantuan medis. Namun, kalau sakit sedikit, ya tahan. Nanti lama-lama hilang sendiri."
"Makanya, kalau sampai nggak latihan, berarti badan saya sudah benar-benar nggak bisa bangun," kata dia menjelaskan.
Baca Juga: Tontowi Ahmad Bersyukur Dipertemukan dengan Orang-orang Hebat
Tontowi Ahmad resmi menggantungkan raketnya alias pensiun pada Senin (18/5/2020).
Adapun Liliyana Natsir sudah lebih dulu mundur dari dunia olahraga yang membesarkan namanya pada awal tahun 2019, tepatnya seusai turnamen Indonesia Masters di Istora Senayan, Jakarta.
Mundurnya Tontowi dinilai Liliyana membuat tim ganda campuran nasional kehilangan satu figur teladan.
Butet pun berharap, para pemain muda dapat mencontoh kerja keras Tontowi yang telah membuahkan hasil.