Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Di antara ketiga faktor itu, Bambang Pamungkas hanya menyebut satu yang paling berbahaya.
Baca Juga: Seusai Eks Kipernya Kena Kasus Narkoba, PSMS Medan Kenang Kejadian Aneh
Eks penyerang Pelita Bandung Raya tersebut memilih popularitas yang paling bahaya.
"Yang paling berbahaya popularitas karena gangguan dari popularitas ini memang luar biasa," ujar Bepe.
Bambang Pamungkas lebih dalam menjelaskan popularitas dapat menjadi pemecah konsentrasi seorang atlet.
Baca Juga: Saat Persija Juara Liga 1 2018, Marko Simic Raih Catatan Unik
Apalagi, jika sang atlet sudah masuk ke dalam perangkap popularitas, nantinya akan sulit untuk keluar dari lingkaran itu.
"Siapa yang tidak senang mendapatkan pujian di Twitter misalkan, dari Instagram misalkan, dapat undangan acara ini itu," tutur Bambang Pamungkas.
Baca Juga: Di Tengah Suasana Lebaran, Pesepak Bola Indonesia di Inggris Curhat
"Nah, ini berbahaya karena ketika kami terlalu fokus pada hal-hal di luar sepak bola dan meninggalkan kewajiban kami di sepak bola."
"Maka ini jadi pengganggu. Ketika kita sudah kecemplung, baliknya susah," ujar Bambang Pamungkas lagi.
Eks pemain Selangor FA tersebut tak memungkiri tak sedikit contoh yang dialami oleh beberapa atlet di Indonesia.
Baca Juga: Alumni Liga 1 ini Unjuk Gigi di Bekas Klub Marko Simic dan Wander Luiz
Bepe pun berharap bahwa para atlet yang masih muda ke depannya dapat memahami situasi itu.
"Saya sendiri pribadi tidak ingin itu terjadi kepada generasi di bawah saya," tutur Bambang Pamungkas.