Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Karenanya, pesan yang disampaikan Liverpool jelas sangat kuat karena The Reds sendiri adalah simbol persatuan negara dan kesamaan hak untuk pemain dari berbagai ras.
Unity is strength #BlackLivesMatter pic.twitter.com/ykTvHtBo6J
— Joe Gomez (@J_Gomez97) June 1, 2020
Gestur yang dilakukan Liverpool adalah simbol gerakan Black Lives Matter yang dimulai pemain american football, Colin Kaepernick, pada tahun 2016.
Saat lagu kebangsaan Amerika Serikat diperdengarkan, Kaepernick tidak berdiri menghormati, tetapi berlutut sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan rasial di negaranya.
Gerakan itu, terutama jargon Black Lives Matter, sekarang populer lagi menyusul kasus kematian George Floyd yang kini sudah mengarah ke pembunuhan.
Pada 25 Mei lalu, Floyd yang berkulit hitam ditangkap polisi di Minnesota karena diduga menggunakan uang palsu.
Baca Juga: Setelah Sancho dan Thuram, Giliran Barcelona Suarakan Anti-Rasisme
Dalam proses penangkapan, polisi Derek Chauvin yang berkulit putih berlutut menindih leher Floyd, yang sudah dalam posisi terbaring tertelungkup di atas tanah.
Chauvin tidak mengindahkan keluhan Floyd yang berkali-kali bilang tidak bisa bernapas.
Floyd akhirnya mengembuskan napas terakhir di tempat kejadian.
Kejadian itu sekarang menimbulkan kerusuhan massa di berbagai tempat di Amerika Serikat.
Chauvin dipecat dan kini menjadi tersangka pembunuhan.
Gerakan solidaritas untuk kasus George Floyd didengungkan figur-figur olahraga dalam beberapa hari terakhir.
Di antaranya banyak pemain dan legenda NBA; pembalap F1, Lewis Hamiton; bintang Bundesliga, Jadon Sancho; penyerang PSG, Kylian Mbappe; klub raksasa Liga Spanyol, Barcelona; pemain Manchester United, Marcus Rashford; bek Juventus, Giorgio Chiellini; dan sekarang seluruh tim Liverpool.