Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Saat mendengar masukan PSSI, APSSI tidak langsung mengiyakannya karena harus membahas itu terlebih dahulu dengan pelatih-pelatih lainnya.
Meski klub-klub tidak mendapatkan pemasukan uang dari tiket pertandingan akibat tanpa penonton, PSSI siap memberikan subsidi.
PSSI akan mengeluarkan uang sebesar Rp 800 juta perbulan kepada klub selama kompetisi Liga 1 2020 bergulir.
"Kami meminta waktu untuk membahas ini dengan Exco APSSI dahulu," kata Yeyen Tumena.
Baca Juga: Lee Zii Jia: Hendrawan Ingin Saya Jadi Pemain yang Lengkap
Saat berkomunikasi dengan Exco APSSI, Yeyen Tumena mengatakan harus ada skala-skala tertentu terkait pemotongan gaji.
Sebab, pelatih dari level atas sampai bawah termasuk asisten pelatih, tim analis, masseur, dokter, dan kit man, berpatokan pada UMR.
"Kalau tidak memenuhi UMR pasti tidak akan layak."
"Apalagi pekerjaan sebagai pelatih adalah profesi spesialis yang tidak semua orang bisa melakukan. Jadi tidak bisa semua gaji dipotong 50 persen," ucap eks asisten pelatih timnas Indonesia tersebut.
Baca Juga: Cerita Sirvi Arvani yang Ingin Pensiun Dini dan Jadi Top Scorer Liga 2
Yeyen Tumena melanjutkan, ada tiga standar yang diminta APSSI ke klub.
Skala tersebut ditentukan dari nilai kontrak awal untuk acuan menentukan besaran pemotongan gaji.
"Kontrak di atas Rp 600 juta boleh dipotong 50 persen. Kontrak Rp 300-600 juta boleh dipotong 25 persen. Dan kontrak di bawah Rp 300 juta harus dibayar full," tutup Yeyen Tumena.