Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Dia pikir saya yang kasar padanya, saya yang menjelek-jelekkan dia. Ketika ada kesempatan, dia langsung menyerang saya di media sosial," tambahnya.
"Seluruh kisah bully di media sosial ini hanya lelucon," katanya lagi.
Simon menyampaikan bahwa dirinya sangat terbuka dengan kritik selama hal itu datang dari orang yang terpercaya.
Baca Juga: Punya 'Messi' dan Eks Rekan Iniesta, Timnas Thailand Lebih Hebat daripada Timnas Indonesia
Orang terpercaya dalam hal ini adalah orang yang selalu berada di dekatnya dan melihat apa yang dilakukan oleh Simon selama mengasuh timnas Indonesia.
Hal itu tentu tidak hanya diukur dari penampilan tim Garuda selama 90 menit di lapangan melainkan juga hal-hal yang dilakukan oleh Simon di balik layar.
Akan tetapi, kebanyakan komentar negatif yang diterimanya justru berasal dari pihak-pihak yang tidak melihat pekerjaan Simon secara utuh.
Mereka kurang memahami apa yang sebenarnya sudah dilakukan oleh mantan pelatih Bhayangkara FC itu untuk timnas Indonesia di luar lapangan.
Baca Juga: Tanpa Mike Tyson, Ini 10 Petinju Terhebat Sepanjang Masa Versi Media Inggris
"Saya tidak masalah jika kritikan dari orang yang terpercaya dan saya terima itu sebagai kritikan yang bisa dipercaya," tutur Simon.
"Tapi ketika kamu adalah blogger yang merasa perlu menulis pesan 'serang akun ini', saya langsung berpikir apa kamu tidak punya hal lain yang bisa kamu lakukan selain mem-bully orang lain?"
"Di umur segini, apa kamu pikir saya akan takut diintimidasi? Apa kamu pikir ini adalah hal yang harus dilakukan?" imbuhnya.
"(Menghadapi mereka) tak usah repot, tinggal hapus," katanya menandaskan.