Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Gara-gara Tak Bisa Bahasa Indonesia, Eks Pelatih Timnas Indonesia Bisa Juara Liga 1 2017

By Hugo Hardianto Wijaya - Selasa, 9 Juni 2020 | 10:15 WIB
Mantan pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy, dalam konferensi pers jelang laga melawan timnas UEA, Rabu (9/10/2019) (Media Officers PSSI)

BOLASPORT.COM - Eks pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy, merasa terkadang bahasa Indonesia tidak perlu digunakan ketika melatih pemain.

Mantan pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy, mengaku tidak terlalu bisa menggunakan bahasa Indonesia.

Padahal, pelatih asal Skotlandia itu telah berada di Indonesia hampir satu dekade sejak menangani Mitra Kukar pada 2011.

Simon McMenemy memang sempat pergi dari Indonesia selama dua tahun, yakni ketika berkarier di Liga Maldives dan Filipina pada 2014-2016.

Baca Juga: Bikin Seger, 5 Potret Kegiatan Olahraga Tante Ernie yang Viral

Namun dia segera kembali ke Indonesia untuk menjadi pelatih Bhayangkara FC pada 2017 hingga akhirnya diangkat menjadi pelatih timnas Indonesia pada 2019.

Dalam bincang-bincang bersama Bayu Eka Sari alias Bang Bes, Simon bercerita bahwa dirinya pernah berdiskusi dengan mantan pelatih timnas Indonesia lainnya, Alfred Riedl.

Keduanya membahas tentang seberapa penting bagi seorang pelatih asing di suatu negara untuk bisa menggunakan bahasa nasional negara tersebut.

"Ada dua kesimpulan. Pertama, kamu belajar bahasa untuk memberikan respek di negara kamu bekerja," tutur Simon dilansir Bolasport.com dari Youtube Bang Bes.

Baca Juga: Inilah 10 Top Scorer PSIS Semarang Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Pemain Lokal

"Kamu perlihatkan jika kamu ingin jadi bagian dari budaya, ingin mengerti lebih baik," tambahnya.

Akan tetapi, disebutkan oleh Simon, Alfred Riedl tidak ingin melakukan hal tersebut.

Pelatih asal Austria itu lebih ingin menggunakan bahasa Inggris dalam memberikan arahan kepada para pemainnya.

Oleh sebab itu, ketika melatih timnas Indonesia, Riedl meminta bantuan mantan pelatih Persebaya, Wolfgang Pikal, sebagai penerjemahnya.

Baca Juga: Sejak Dipecat dari Pelatih Timnas, Simon McMenemy Menangis Tiap Dengar Lagu Indonesia Raya

Mantan pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl (tengah) bersama dua asistennya, Wolfgang Pikal (kiri) dan Hans-Peter Schaller

"Alfred Riedl tak percaya itu. Dia percaya dia ingin bicara bahasa Inggris," ucap Simon.

"Makanya dia pakai Wolfgang (Pikal) untuk menerjemahkan kepada pemain," imbuhnya.

Alfred Riedl berpendapat bahwa dengan menggunakan bahasa Inggris para pemain akan lebih bekonsentrasi untuk mendengarkan perkataannya.

Baca Juga: Ditikung Chelsea, Liverpool Sudah Benar Tak Jadi Datangkan Timo Werner

Karena banyak pemain Indonesia yang kurang bisa berbahasa Inggris, mereka akan mendengarkan dengan cermat setiap arahan yang diberikan oleh pelatih asing.

"Jadi kalu saya bicara bahasa Indonesia, apakah pemain akan konsentrasi 100 persen atau mereka akan cuek?" tanya Simon McMenemy.

Simon pun membandingkan pengalamannya ketika membesut Bhayangkara FC selama dua musim dan menghasilkan satu gelar yakni juara Liga 1 2017.

Baca Juga: Liga Inggris Dimulai Lagi, Chelsea Semakin Terancam Tak Diperkuat N'Golo Kante

Menurutnya, salah satu kunci keberhasilannya saat itu tak bisa dilepaskan dari penggunaan bahasa Inggris dalam memberikan latihan.

Para pemain The Guardian saat itu menjadi lebih berkonsentrasi dalam mendengarkan arahan pelatih dan berhasil menunjukkan kemajuan yang pesat.

"Di Bhayangkara FC, tidak bisa bahasa Indonesia sangat membantu karena pemain akan selalu fokus dan progresnya juga akan lebih cepat," ujar Simon.

"Mereka harus konsentrasi," katanya menandaskan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P