Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Awalnya Striker, Pemain Barito Putera Temukan Rezeki di Posisi Bek Kiri

By Ibnu Shiddiq NF - Minggu, 14 Juni 2020 | 05:15 WIB
Logo Barito Putera. (NDARU GUNTUR/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Bek kiri Barito Putera, Reva Adi Utama, mengaku sempat merasakan menjadi mesin pencetak gol sebelum akhirnya malah jadi penghenti gol.

Reva Adi Utama merupakan amunisi anyar Barito Putera yang baru bergabung pada awal musim Liga 1 2020.

Mantan pemain PSM Makassar itu ternyata sejak kecil sudah ditempa untuk menjadi striker.

Reva Adi Utama sempat diplot menjadi ujung tombak tim lantaran memang berasal dari keinginan sang ayah.

"Dulu waktu kecil Bapak menyuruh saya jadi striker, jadi selama di Makassar ikut SSB, ikut pertandingan, menjadi striker," ucapnya dikutip BolaSport.com dari laman resmi klub.

Baca Juga: Dendi Santoso Tegaskan Ingin Mengakhiri Karir di Arema FC  

Semua itu berubah saat ia direkrut Frenz United Football Academy ketika masih berusia 17 tahun.

Frenz United sendiri merupakan akademi sepak bola yang cukup bergengsi yang berpusat di Malaysia.

Dengan berbekal koneksi yang luas, Frenz United tak jarang menggelar uji coba dengan tim-tim junior dari Eropa, di antaranya Liverpool U-19 dan Tottenham Hotspur U-19.

Saat di Frenz United, posisi Reva Adi Utama digeser pelatih menjadi bek sayap.

Kemudian ketika pindah ke PSM Makassar, posisinya juga tidak berubah.

Malahan pelatih PSM kala itu, Robert Alberts, selalu mempercayakan posisi tersebut kepada Reva Adi Utama.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Drama 9 Gol dan Comeback Manis Persipura Jayapura

Mulai saat itu hingga kini di Barito Putera, ia mengaku sudah nyaman dan tak berniat lagi menjadi striker

"Ketika ada rezeki saya terpilih ikut akademi di Malaysia, tidak tahu kenapa pelatih di sana menyuruh saya jadi bek kiri," ujarnya.

"Akhirnya sampai sekarang jadi bek kiri, mungkin rezekinya di situ," tutup Reva Adi.

Selama kompetisi Liga 1 2020 berlangsung sampai pekan ketiga, ia dipercaya pelatih Barito Putera, Djadjang Nurdjaman, masuk starting line-up dalam tiga laga.

Namun, Reva belum berhasil membawa Laskar Antasari meraih kemenangan sekali pun.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Masker buatan @fcbarcelona jadi yang termahal dibanding tim-tim Eropa yang lain. Di saat liga-liga Eropa vakum karena gempuran virus corona, sejumlah klub mencoba mencari uang lewat penjualan masker. Maklum, mereka tak mendapat dana pemasukan dari hak siar maupun tiket pertandingan. Hasilnya, produksi Barcelona jadi yang termahal dengan banderol 18 euro (Rp 289 ribu) per buah. Anggap saja Barcelona sanggup menjual lima masker dalam sehari selama satu bulan, maka mereka bisa meraup untung Rp 43,3 juta. Nominal tersebut lebih dari cukup untuk membiayai satu warga Indonesia naik haji. Berdasarkan kesepakatan Komisi VIII DPR RI dan Menteri Agama, Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2020 adalah Rp 35,2 juta. #maskerbarcelona #bolasportcom #bolastylo #bolanas #superballid #sportfeat #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P