Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga atau Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto mengatakan jika kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020 difokuskan digelar di daerah yang tidak menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau
Beberapa hari lalu, perwakilan PSSI berkunjung ke kantor Kemenpora di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, untuk membahas kelanjutan kompetis Liga 1 dan Liga 2.
Kunjungan itu hanya sebatas melaporkan sejauh mana perkembangan PSSI dalam menyiapkan segala bentuk hal demi kembalinya kompetisi.
“Memang PSSI sudah melaporkan (jalannya Liga) secara lisan tiga hari lalu melalui Plt Sekjen, Wasekjen dan direktur teknik," kata Gatot S Dewa Broto seperti dikutip BolaSport dari Warta Kota saat bincang-bincang di salah satu stasiun radio, Sabtu (13/6/2020).
"Mereka menghadapi kami di Kemenpora tetapi secara tertulis itu belum melaporkan kepada Pak Menpora,” imbuhnya.
Baca Juga: Irfan Bachdim Ungkap Alasan Pilih Indonesia Ketimbang Belanda
Dalam pertemuan tersebut, diperoleh beberapa poin penting.
Salah satunya mengenai daerah mana yang akan digunakan untuk perhelatan.
Sebelumnya, Liga 1 2020 direncanakan hanya digelar di Pulau Jawa.
Hal itu untuk meminimalisir pengeluaran klub-klub dan mencegah penularan virus corona.
Gatot menjelaskan jika daerah yang masih menerapkan PSBB tidak bisa dijadikan host atau tuan rumah Liga 1.
“Poinnya kita lihat, contoh daerah mana saja yang akan dipakai untuk bagian dari kompetisi ini, masih kena PSBB atau tidak" ujarnya.
"Kalau masih PSBB tidak bisa, tidak ada cerita tidak boleh dilakukan, yang tidak PSBB pun protokol kesehatan masih harus dilakukan,” lanjut Gatot.
Baca Juga: Liga 1 Digelar di Jawa, GM Arema FC Sesalkan Tak Bisa Away ke Aceh
Sesmenpora pun berharap, apabila roda kompeisi kembali dilanjutkan maka semua pihak termasuk panitia penyelenggara jangan sampai mengabaikan protokol kesehatan.
Sebab, jika muncul satu saja kasus Covid-1, bis dipastikan gugus depan penanganan Covid-19 akan turun untuk mengambil alih.
“Kami harus jujur mengatakan pihak panpel, pihak keamanan yang hadir di situ harus betul-betul menjalankan aturan, kadang-kadang pengumuman sudah disebar di mana-mana tapi informasi itu tidak ada gunanya kalau tidak ada pengawasan,”
“Kalau ada kasus, kami (Kemenpora) bukan dalam kapasitas menghentikan tapi kalau kemudian ada pelanggaran jangan kaget, ibaratnya nanti gugus tugas bisa saja tiba-tiba meniup peluit, oh ini sudah offside,” tutupnya.