Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Jujur, dua hari sebelum pertandingan, saya sempat menelepon bos YS ( Yoyok Sukawi). Saya cerita apa adanya kepada dia," kata kiper berusia 32 tahun itu.
"Jadi, semua sekarang tergantung, bos. Kalau saya pribadi, siap main, kalau bos percaya sama saya, saya siap main," ucapnya menirukan percakapan dengan Yoyok Sukawi kala itu.
"Akhirnya bos bilang kepada saya untuk tetap main, pelatih juga memberikan instruksi untuk main," katanya.
Baca Juga: Karena Pilih Chelsea Ketimbang Man United, John Terry Sampai Dimusuhi Sang Ayah
Kepercayaan yang diberikan oleh pelatih PSIS Semarang saat itu membuat Jandia seperti diuji loyalitasnya.
Di satu sisi ia berat hati melawan klub yang membesarkan namanya dan di sisi lain ia harus porfesional dengan klub yang ia bela saat ini.
"Mungkin saat itu banyak yang mau mengukur saya dan saya pun oke saya akan melakukan sebisa saya. Mungkin dari situ juga orang ingin tahu, saya itu bisa sampai mana untuk PSIS," tuturnya.
Kepercayaan pelatih dan manajemen serta ujian profesionalitasnya bersama PSIS akhirya ia bayar dengan tuntas.
Dalam laga yang menguras emosi tersebut PSIS Semarang berhasil mengalahkan Semen Padang 2-0.
Tidak ada selebrasi yang dilakukan oleh kiper barambut kucir ini.
Seusai pertandingan Jandia hanya duduk termenung bersandar di tiang gawang menyaksikan mantan klubnya harus terdegradasi ke Liga 2.
Baca Juga: Bakal Berstatus Gratis, Willian Tengah Dibidik Manchester United