Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Secara mengejutkan, Robert yang masih berusia sekitar 30 tahun, diminta oleh manajemen untuk menjabat sebagai pelatih sekaligus pemain.
"Ketika pelatih pergi, manajemen meminta saya untuk menjadi pelatih juga. Jadi saya menjadi pemain merangkap pelatih di tim tersebut."
"Dan itu tentu peran yang berbeda, karena sebelumnya saya menikmati peran sebagai pemain dan setelah itu saya menjadi pelatih bagi teman-teman satu tim."
"Saya membangun program latihan dan taktik yang akan dimainkan," sambung Robert Alberts.
Baca Juga: Fix! Ini Jadwal Timnas U-19 Indonesia di Piala Asia U-19 2020
Semenjak diangkat sebagai pemain-pelatih, Robert Alberts mulai tertarik pada dunia latih-melatih.
Sosok yang membawa Arema Indonesia menjuarai ISL 2009/2010 itu mengaku merasakan sensasi berbeda ketika menjadi sosok yang harus mengatur strategi bagi timnya.
"Di satu kesempatan kami merupakan teman satu sama lain tapi di kesempatan berbeda saya menjadi pelatih mereka," ungkap Robert Alberts.
"Tetapi pemain tetap percaya dengan apa yang saya sampaikan dan kami mencapai sukses bersama," ujarnya.
Pengalaman menjadi seorang pemain sekaligus sebagai pelatih memberi banyak pelajaran bagi Robert Alberts.
Baca Juga: Pesan Ari Lasso ke Persebaya Surabaya, Jangan Bikin Malu
Salah satunya adalah mempertahankan pendirian dan ide tanpa alasan yang dibuat-buat.
"Karena di satu sisi saya bermain sebagai pemain yang menghuni starting eleven dan saya juga menjadi pelatih."
"Itu awalan yang bagus bagi saya dan saya juga sempat mendapatkan tawaran yang menarik dari klub Swedia lainya."
"Tapi saya masih tetap dengan loyalitas untuk tetap bersama klub ini," tandas Robert Alberts.