Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sosok berusia 34 tahun itu mengatakan bahwa mantan pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, adalah rival paling berat.
Baca Juga: Legenda Bulu Tangkis India Sebut Pemain China Kini Tak Lagi Ditakuti
"Tentu saja, Natsir dan Ahmad. Kami (Lee/Chau) bertanding melawan mereka beberapa kali, tetapi kami sering kalah dari mereka. Mereka seperti 'pembunuh' bagi kami pada suatu turnamen," ucap Chau.
"Saya menyukai cara Ahmad dan Natsir berlatih keras dan terus berubah dari tahun ke tahun. Mereka sangat pintar dan cerdas sebagai pasangan," kata Chau memuji.
"Skill Natsir dan Ahmad, serangan dan penempatan bola dari Ahmad, lalu bagaimana Natsir mengatur permainan di depan net."
"Saya ingat betapa menyenangkannya bertanding melawan mereka. Saya tidak peduli soal menang atau kalah. Saya menikmati tantangannya, saya menikmati momennya, sering kali begitu," tutur Chau lagi.
Baca Juga: Dipagari Uang Rp 284,2 Miliar oleh Honda, Ducati Mundur Kejar Marc Marquez
Hingga tak lagi berkompetisi, catatan pertemuan alias head to head antara Lee/Chau dan Tontowi/Liliyana ialah 2-7.
Dua kemenangan Lee/Chau atas pasangan yang akrab disapa Owi/Butet itu masing-masing terjadi pada Australian Open 2015 dan BWF World Superseries Finals 2015.
Pasca-pensiun sebagai pemain, Chau Hoi Wah akan melanjutkan karier sebagai pelatih bulu tangkis di Mandarin Badminton Club di Toronto, Kanada.
Chau mengaku senang karena bisa kembali memberi kontribusi kepada olahraga permainan ini di Kanada dan menjadi bagian dari pembangunan bulu tangkis di sana.
"Saya sangat bersemangat dan gugup sekaligus. Saya sudah lama tidak berkumpul dengan keluarga saya untuk waktu yang lama," kata Chau.