Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) dianggap kurang memperhatikan para pemain selama pandemi virus Corona alias Covid-19 berlangsung.
BWF terpaksa menangguhkan berbagai turnamen internasional setelah pandemi Covid-19 melanda dunia sejak Maret lalu.
Turnamen terkakhir yang berhasil digelar BWF adalah All England Open pada 11-15 Maret 2020.
Namun, pasca-All England Open 2020, belum ada sikap BWF yang menunjukkan gesture kepedulian terhadap kondisi dan kesejahteraan para pemain.
Situasi ini tentu menjadi citra buruk bagi BWF dan juga mempengaruhi moral para atlet bulu tangkis di seluruh dunia yang sudah berbulan-bulan tak menjalani kompetisi.
Demikian pandangan dari eks Sekretaris Jenderal Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (Badminton Association of Malaysia/BAM), P Ganga Rao.
Baca Juga: Hasil Drawing PBSI Home Tournament - Ribka/Siti Langsung ke 8 Besar
"Mereka (BWF) terus membatalkan turnamen dan hal itu menurunkan moral para pemain, kata Rao, dilansir BolaSport.com dari The Star.
Lebih lanjut, Rao meminta BWF untuk memikirkan kesejahteraan para pebulu tangkis profesional yang kehilangan pendapatan dari penundaan kompetisi.
Terkini, Pemerintah China mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan menyelenggarakan turnamen olahraga apapun pada sisa tahun ini.
Meski belum ada penjelasan dari Asosiasi Bulu Tangkis China (Chinese Badminton Association/CBA), kebijakan pemerintah Negeri Tirai Bambu itu berpeluang besar meniadakan tiga turnamen bulu tangkis di sana pada tahun 2020.
Berdasarkan kalender turnamen BWF, China semestinya menggelar China Open, Fuzhou China Open, dan BWF World Tour Finals.
"BWF tidak boleh membuat semua pihak risau dengan pembatalan yang terjadi. Ini berimbas bagi pemain peringkat bawah yang berjuang tanpa pendapatan selama berbulan-bulan," tutur Rao.
Baca Juga: Presiden HRC Ungkap Alasan Repsol Honda Pindahkan Alex Marquez
Turnamen bulu tangkis memang mengalami ketidakpastian dalam memulai jadwal kompetisi internasional karena pandemi Covid-19 belum diketahui kapan bisa berakhir.
"(Pandemi) ini bisa saja terjadi hingga tujuh atau delapan bulan ke depan. Beberapa negara masih belum membuka perbatasan dan tidak ada jaminan semua pemain bisa ikut berpartisipasi," ucap Rao.
"Hanya negara-negara terpilih saja yang bisa ikut bermain. Ini akan mengurangi esensi dari turnamen itu sendiri," kata dia menambahkan.
P Ganga Rao berharap BWF bisa mencari solusi atau meniru federasi olahraga lain dalam membantu finansial para atlet.
Salah satu yang mungkin bisa dicontoh ialah tenis.
Selama pandemi Covid-19, para pemain berperingkat ke-250 sampai 700 dunia mendapatkan kompensasi.
Baca Juga: Deontay Wilder Mengaku Sempat Bercinta Sebelum Pertandingan Debutnya
"Banyak organisasi terkemuka telah menggulirkan dana bantuan untuk para pemain dan asosiasi. BWF saat memiliki tumpukan uang, tetapi belum membuat pengumuman untuk membantu para pemain tingkat bawah," kata Rao menyindir.
"Mereka harus bantu para pemain. Lagi pula mereka mendapatkan uang dari para pemain, hak siar, serta uang dari sponsor. Mereka harus mulai mendistribusikan dana untuk negara-negara mengadakan turnamen lokal," ucap dia lagi.
P Ganga Rao juga meminta BWF melihat langkah Indonesia yang memperhatikan kondisi para pemain dengan menyelenggarakan PBSI Home Tournament.
"Federasi lain telah inisiatif dengan ide yang inovatif menyelenggarakan turnamen untuk para pemain," ujar dia.
"BWF bisa membantu dengan memberikan dana untuk turnamen domestik kepada negara-negara dengan peringkat rendah," kata Rao menegaskan.