Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kalau Bukan Perang di Libya, Mungkin Makan Konate Tidak ke Indonesia

By Mochamad Hary Prasetya - Selasa, 14 Juli 2020 | 06:15 WIB
Aksi pemain Persebaya Surabaya, Makan Konate, saat laga final Piala Gubernur Jatim 2020 melawan Persija Jakarta pada Kamis (20/2/2020) di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo. (SURYA/SUGIHARTO)

Perang ini diawali oleh unjuk rasa di Benghazi pada 15 Februari 2011 untuk menuntut mundur pemimpin Libya, Muammar al-Qaddafi, yang sudah lama berkuasa.

Bersama Al Akhdar SC, Makan Konate hanya bermain 11 kali dengan mencetak dua gol.

Makan Konate akhirnya memutuskan kembali ke negara asalnya, Mali.

SUCI RAHAYU/BOLASPORT.COM
Makan Konate.

Di Mali, Makan Konate terus berlatih hingga akhirnya bertemu dengan salah satu agen yang membawanya ke Indonesia.

Baca Juga: BWF Diminta Perhatikan Kesejahteraan Pemain Selama Pandemi Covid-19

"Waktu saya bermain di Libya, di sana ada perang yang membuat kompetisi berhenti," kata Makan Konate dalam channel YouTube Hanif dan Rendy Show seperti dilihat BolaSport.com.

"Akhirnya saya pulang ke Afrika. Saya latihan di sana selama tiga bulan. Lalu saya ditawarkan oleh agen saya Mamadou. Saya pun akhirnya kerjasama dengan dia," ucap pemain yang identik dengan nomor punggung 10 itu.

OfficialPersebaya/Jonathanyohvinno
Kapten Persebaya Surabaya, Makan Konate, melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Madura United pada ajang Piala Gubernur Jatim 2020.

Makan Konate harus menunggu satu tahun untuk bisa melanjutkan perjalanannya di dunia sepak bola.