Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pelatih Persib Pertanyakan Hak PSSI Membuat Kebijakan Soal Pemotongan Gaji

By Hugo Hardianto Wijaya - Rabu, 12 Agustus 2020 | 18:00 WIB
Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts, saat memimpin sesi pemusatan latihan tim di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada Senin (27/1/2020). (GREGORIUS ADITYA KATUK/PERSIB.CO.ID)

BOLASPORT.COM - Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, mempertanyakan hak PSSI yang menganjurkan klub untuk memotong gaji pemain dan pelatih di tengah pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 berdampak langsung pada keberlangsungan kompetisi sepak bola di Indonesia.

Selain membuat kompetisi terhenti, situasi wabah juga menghantam kondisi keuangan banyak klub.

PSSI lantas mengeluarkan kebijakan yang mengizinkan klub untuk memotong gaji pemain dan pelatih hingga mencapai 50 persen atau minimal di batas Upah Minimum Regional (UMR).

Baca Juga: Mau Sukses di Atletico Madrid, The Next Cristiano Ronaldo Jadikan Striker Barcelona Panutannya

Kebijakan tersebut kemudian memunculkan polemik tersendiri.

Arema FC menjadi klub yang paling terdampak karena sang pelatih kepala, Mario Gomez, memutuskan untuk mundur karena tak menerima gajinya dipotong.

Asistennya, Marcos Gonzales, dan satu pilar asing, Jonathan Bauman, turut menyusul keputusan Mario Gomez untuk hengkang dari skuad Singo Edan.

Kebijakan yang dibuat PSSI itu mengundang tanya dari pelatih Persib Bandung, Robert Alberts.

Baca Juga: Efek Andrea Pirlo, 3 Pemain Juventus Disiapkan demi Boyong Bomber Arsenal

Juru taktik asal Belanda itu menilai bahwa PSSI sejatinya tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam kebijakan pemotongan gaji pemain dan pelatih.

Hal itu senada dengan kritik dari asosiasi pesepak bola profesional internasional, FIFPro, yang menganggap PSSI sebagai federasi tidak seharusnya mencampuri urusan internal klub dan anggotanya.

"Saya rasa itu hak pribadi," ucap Robert Alberts seperti dikutip Bolasport.com dari Kompas.

"Secara pribadi, peraturan yang diberikan kepada kami dari otoritas sepak bola Indonesia itu sangat dipertanyakan," katanya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Selasa (11/8/2020).

Baca Juga: Mike Tyson Kehilangan Promo Syuting Filmnya untuk Comeback Lawan Roy Jones Jr

"Dan dari FIFA sendiri menyatakan tidak bisa ada pihak ketiga yang memutuskan soal kontrak saya (pemain dan pelatih)."

"Jadi, jika ada yang tidak menemukan kesepakatan dengan klub, itu adalah hak pribadi," tutur Robert lagi.

Meski begitu, Robert memutuskan untuk menerima kebijakan pemotongan gajinya saat kompetisi kembali dilanjutkan pada 1 Oktober mendatang.

Eks juru taktik PSM Makassar itu memahami bahwa klubnya juga sedang berada dalam posisi yang sulit akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Kompetisi Elite Pro Belum Ada Kabar, Persija Masih Jalankan Latihan Mandiri

Pendapatan Persib berkurang tetapi tim masih melakukan kewajibannya untuk membayar gaji pemain dan pelatih.

Oleh sebab itu, Robert memilih untuk memberikan dukungannya dengan bertahan di Maung Bandung.

"Karena situasi ini tidak mudah bagi siapapun," kata mantan pelatih Arema FC itu.

"Tetapi, seperti yang saya tadi katakan di awal, semuanya punya hak pribadi untuk tidak menerima (peraturan) ini," tandasnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P