Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Andrea Pirlo ke Juventus: Semuanya gara-gara Pep Guardiola (1)

By Beri Bagja - Jumat, 14 Agustus 2020 | 20:15 WIB
Pelatih baru Juventus, Andrea Pirlo. (BT SPORT)

“Pelatih harus melalui jalan terjal, memeras keringat, bahkan mengorbankan diri sendiri untuk menguji skill mereka sebelum melatih klub besar,” ucap Cosmi.

Cosmi ialah produk generasi gavetta, secara harfiah bisa diterjemahkan “magang” atau golongan pelatih yang melahap masa kepelatihan di berbagai jenjang.

TWITTER.COM/THEEUROPEANLAD
Pelatih Juventus, Maurizio Sarri, dikerjai oleh anak-anak asuhnya usai meraih gelar juara Serie A Liga Italia.

Kategori ini biasanya ditempa dari level bawah bersama klub-klub minor atau sebagai asisten, hingga mendapat kesempatan melatih tim level top.

Contohnya di era modern adalah Massimiliano Allegri, Carlo Ancelotti, Antonio Conte, dan yang paripurna, Maurizio Sarri, korban pemecatan Juventus yang digantikan Andrea Pirlo.

Baca Juga: Andrea Pirlo dari Murid Jadi Musuh Utama, Antonio Conte: Saya Merasa Tua!

Sarri baru melakoni debut di strata tertinggi pada usia 55 tahun. Saat membawa Empoli promosi ke Serie A, Sarri mencapainya dalam tahun kepelatihan ke-24!

Karena itu, betapa geger barisan allenatori senior tatkala AC Milan membahas penunjukan Clarence Seedorf saat dia masih membela Botafogo pada 2014.

Cosmi cs mungkin tertawa melihat Seedorf terbukti hanya bertugas empat bulan.

Lalu kini Pirlo muncul sebagai pelatih kepala Juventus tanpa riwayat menukangi tim, sekalipun di jenjang junior ataupun jadi asisten. Lebih parah dari CV Pep dan Zidane.

“Pemain hebat bukan berarti akan menjadi pelatih yang hebat juga. Anda tidak terlahir sebagai pelatih,” ucap Cosmi.