Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bentrokan antara RB Leipzig dan Paris Saint-Germain (PSG) di semifinal Liga Champions bakal menjadi pertemuan guru dan murid bagi kedua pelatih masing-masing tim.
Paris Saint-Germain (PSG) bakal ditantang tim kuda hitam, RB Leipzig, di semifinal Liga Champions 2019-2020.
Duel Paris Saint-Germain (PSG) dan RB Leipzig bakal mengawali sepak mula pada 19 Agustus 2020 pukul 02.00 WIB di Estadio Da Luz.
Bentrokan PSG dan RB Leipzig di semifinal Liga Champions juga bakal menjadi laga yang istimewa bagi pelatih kedua kesebelasan.
Baca Juga: RESMI - Tottenham Hotspur Datangkan Joe Hart
Dua sosok pelatih, Thomas Tuchel dan Julian Nagelsmann, turut mencuri perhatian pada duel panas di Estadio Da Luz tersebut.
Pasalnya, pertemuan dini hari nanti juga merupakan duel guru versus murid dan ajang reuni.
Tuchel dan Nagelsmann memiliki sejarah hubungan yang dekat bak guru dan murid sewaktu masih sama-sama berada di Jerman.
Tuchel menukangi Augsburg dan Nagelsmann masih menjadi pemain sepak bola pada 2007.
Baca Juga: Satu Anggotanya Dikabarkan Positif COVID-19, Liverpool Tetap Latihan
Namun, karier Nagelsmann sebagai pemain harus berakhir terlalu dini lantaran cedera lutut yang tak kunjung usai pada 2008.
Perihal pertemuannya dengan mantan anak asuhnya tersebut, Tuchel pun memberikan kisahnya.
???? "Thomas liked my work so it was one of the first steps on the path that I am still on"
— Football Daily (@footballdaily) August 18, 2020
Julian Nagelsmann explains how Thomas Tuchel helped him get into coaching pic.twitter.com/hTa22Yw0BE
"Nagelsmann adalah pemain saya yang sempat saya asuh selama satu musim dan dia banyak mengalami cedera. Dia selalu bertanya kepada para pelatih," kata Tuchel dikutip BolaSport.com dari laman resmi UEFA.
"Waktu itu mungkin terlalu dini untuk mengetahui dirinya bakal menjadi seorang pelatih."
Baca Juga: VIDEO - Gol Tek-tok Lautaro Martinez Bikin Pelatih Shakhtar Jadi Patung
"Julian adalah sosok yang keras kepala, tetapi Anda dapat melihat kecintaannya pada taktik dan detail, juga persiapan dalam pertandingan."
"Dia memiliki kemampuan yang baik dalam hal tersebut."
"Saya tak pernah membayangkan di masa depan bakal menghadapinya."
"Namun, saya senang bisa melawan Julian di semifinal Liga Champions," ujar Tuchel menambahkan.
Baca Juga: Barcelona Obral Pemain, Ajax Amsterdam Siap Pulangkan Luis Suarez
Tuchel mendukung Nagelsmann dan meyakini dia masih memiliki kesempatan di dunia sepak bola.
Bahkan Tuchel yang membuka jalan Nagelsmann ke pintu kepelatihan setelah kariernya sebagai pemain berakhir akibat cedera lutut di Augsburg.
Thomas Tuchel gave Julian Nagelsmann scouting job as a 20-year-old at Augsburg, and now they face each other in a #UCL semi-final | @honigstein https://t.co/ZAwJQdWfn8
— The Athletic UK (@TheAthleticUK) August 18, 2020
Kemampuan analisis dan kecermatannya dalam melihat detail menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Nagelsmann.
Pada akhirnya, Nagelsmann mempelajari ilmu olahraga dan mengambil kursus kepelatihan.
Baca Juga: RB Leipzig Vs PSG - Les Parisiens Punya Rekor Apik Lawan Tim Jerman
Selepas itu ia bergabung dengan staf pelatih di Hoffenheim.
Pada 2016, di usianya yang menginjak 28 tahun, ia menjadi pelatih kepala termuda di Bundesliga saat menangani tim utama Hoffenheim.