Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kisah Luka Modric, Pengungsi Perang Kroasia yang Patahkan Dominasi Alien dan Robot

By Muhammad Zaki Fajrul Haq - Jumat, 11 September 2020 | 07:45 WIB
Gelandang Real Madrid, Luka Modric, melakukan selebrasi setelah menjebol gawang Valencia pada semifinal Piala Super Spanyol, Rabu (8/1/2020). (TWITTER.COM/REALMADRID)

BOLASPORT.COM - Luka Modric menjadi satu-satunya pemain yang berhasil mematahkan dominasi Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi dalam perolehan Ballon d'Or.

Piala Dunia 2018 menjadi momen yang tak terlupakan bagi gelandang Real Madrid, Luka Modric.

Dalam ajang sepak bola terbesar di dunia itu, Modric berhasil memimpin timnas Kroasia untuk mencapai final Piala Dunia 2018.

Modric masih belum mampu membawa Kroasia menjadi juara dunia usai kalah 2-4 dari timnas Prancis.

Kendati demikian, capaian tersebut merupakan prestasi terbaik Kroasia sejak pertama kali ikut Piala Dunia pada 1998.

Baca Juga: Chelsea Resmi Rilis Nomor Punggung, Muncul Eden Hazard dan Didier Drogba Baru

Modric juga terpilih menjadi Pemain Terbaik dalam ajang Piala Dunia 2018 di Rusia tersebut.

Tak berhenti di situ, Modric berhasil menyabet penghargaan individu paling bergengsi di dunia sepak bola, Ballon d'Or.

Mantan pemain Tottenham Hotspur itu mengalahkan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Padahal, kedua pemain, yang sering dipanggil robot dan alien itu, mendominasi penghargaan Ballon d'Or selama 10 tahun.

Kemenangan Modric dalam merengkuh Ballon d'Or memang sempat memicu kontroversi.

Baca Juga: RESMI - Mantan Kartu Joker AC Milan Gabung Fiorentina secara Cuma-cuma

ardhianto
Pemain Real Madrid, Luka Modric, meraih penghargaan Ballon d'Or 2018 di Paris, Prancis, Senin (3/12/2018).

Akan tetapi, menilik dari raihan Modric pada 2018, pemain 35 tahun itu juga meraih trofi Liga Champions keempatnya bersama Real Madrid.

Perjuangan Modric mencapai titik tertinggi dalam kariernya itu rupanya tidak mudah.

Dilansir BolaSport.com dari Sportbible, Modric kecil merupakan pengungsi perang antara Kroasia dan Serbia yang berlangsung pada 1991 sampai dengan 1995.

Modric sempat mengungsi ke hotel di dekat pesisir Zadar, Kroasia dengan keluarganya untuk menghindari peperangan.

Selain itu, Modric juga sempat merasakan duka pada usia enam tahun karena kakeknya tewas ditembak oleh pemberontak Serbia.

Baca Juga: RESMI - Batshuayi Dipinjamkan Chelsea ke Crystal Palace, Satu Lagi Korban Revolusi

Selama mengungsi di hotel, Modric tak berhenti bermain sepak bola, meskipun berada di tengah suara ribuan granat meledak.

Bahkan, seorang juru bicara Kolovare Hotel, tempat Modric tinggal saat masih muda, menyebut Modric sering memecahkan kaca hotel.

"Dia telah memecahkan lebih banyak kaca di jendela hotel daripada yang terkena bom. Dia bermain sepak bola tanpa henti di sekitar aula hotel," ucap salah seorang juru bicara Kolovare Hotel.

Karier sepak bola Modric rupanya tak semulus yang dibayangkan.

Modric sempat ditolak untuk bermain sepak bola karena dianggap sebagai pemain yang lemah dan pemalu.

Baca Juga: Eks Pelatih Man United Ragukan Memphis Depay Sukses di Barcelona

TWITTER.COM/BABAFOOKA_
Luka Modric saat mengangkat trofi Liga Champions bersama Real Madrid.

Akan tetapi, Modric akhirnya mencapai kesuksesan pada 2005 saat bermain untuk Dinamo Zagreb.

Tiga tahun berselang, karier Modric semakin berkembang setelah bergabung dengan Tottenham Hotspur.

Hingga akhirnya, Modric mencapai puncak kesuksesannya setelah bergabung Real Madrid.

Saat ini, Modric masih menyisakan kontrak satu tahun bersama Real Madrid hingga 2021 mendatang.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P