Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mereka harus mengusahakan segala sesuatu, termasuk mencari sponsor, mencari pelatih serta menemukan partner latih tanding yang kompetitif.
Keduanya bahkan harus berlatih dengan pemain ganda putra karena sulit mencari pasangan untuk latih tanding yang berada di level mereka.
Bagi Goh, ini menjadi hal yang harus dia atasi.
"Karena pemain laki-laki lebih cepat, ritme permainan pun berbeda. Saya baru bisa menemukan ritme saya saat bertanding. Kompetisi menjadi ajang saya berlatih," tutur Goh.
Baca Juga: Meski Sadar dengan Ekspektasi Tinggi BAM, Pelatih asal Indonesia Ini Belum Pasang Target
Sementara itu, Chan mengatakan ia dan Goh harus lebih disiplin karena harus memutuskan segala sesuatunya sendiri.
"Sekarang kami harus lebih disiplin karena punya kebebasan mengatur program sesuai keinginan dan merencanakan rute sendiri untuk lolos," ucap Chan.
"Target saya dan Goh sekarang bisa juara di Olimpiade Tokyo. Memang tidak mudah, tetapi semoga kami bisa tampil baik," kata dia melanjutkan.
Chan Peng Soon/Goh Liu Ying merupakan peraih medali perak Olimpiade Rio 2016.
Berhasil lolos ke babak final, keduanya harus mengakui keunggulan pasangan Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Mereka berdua pun tak mau memikirkan kemungkinan tidak dipilih BAM sebagai wakil Malaysia ke Olimpiade karena mereka berstatus pemain profesional.
"Saat ini hal terbaik yang bisa kami lakukan adalah bertahan pada posisi delapan besar dunia untuk lolos ke Olimpiade. Sisanya kami serahkan ke BAM," tutur Goh.
Baca Juga: Alasan BWF Tidak Ikuti Sepak Bola untuk Segera Gelar Turnamen