Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Jalan yang dilalui Edouard Mendy tidaklah mudah sebelum akhirnya bergabung dengan klub raksasa Liga Inggris, Chelsea.
Edouard Mendy resmi menjadi kiper anyar Chelsea setelah didatangkan dengan biaya sebesar 25 juta euro atau sekitar Rp 436 miliar dari klub Prancis, Rennes, Kamis (24/9/2020).
Kiper asal Senegal ini diikat dengan kontrak jangka panjang berdurasi lima tahun oleh Chelsea.
Usai jadi rekrutan ketujuh Chelsea pada bursa transfer musim panas 2020, Mendy mengaku senang bisa mewujudkan impiannya untuk bergabung dengan The Blues.
"Saya sangat senang bisa bergabung dengan Chelsea. Merupakan impian bagi saya untuk menjadi bagian dari skuad yang menarik ini dan bekerja dengan Frank Lampard serta semua staf pelatihnya," ucap Mendy seperti dilansir BolaSport.com dari laman resmi Chelsea.
Baca Juga: RESMI - Edouard Mendy Tiba di Chelsea, Kepa Arrizabalaga Siap-siap Minggir
Kebahagiaan Mendy bisa dimengerti, terlebih jika mengetahui bahwa perjalanannya sebelum bergabung dengan Chelsea jauh dari kata mudah.
Karier pemain berusia 28 tahun ini diwarnai dengan kepahitan degradasi dan menjadi pengangguran.
Jalan yang dilalui Mendy cukup berliku dengan semuanya dimulai dari klub divisi tiga Liga Prancis, Cherbourg, pada 2011.
Di klub tersebut, Mendy menjadi kiper pilihan ketiga, tetapi dia mengambil setiap peluang yang ditawarkan kepadanya.
Baca Juga: VIDEO - 2 Blunder Kepa di Laga Chelsea vs Liverpool, Edouard Mendy Cepatlah Datang!
"Setiap kali dia dipanggil untuk menggantikan kiper nomor satu, Edouard merespons dengan bagus di lapangan," kata Ted Lavie, mantan rekan setim Edouard di Cherbourg selama musim 2012-2013, dikutip BolaSport.com dari BBC.
"Dia bahkan bergabung dengan tim kedua jika diperlukan. Saya dan beberapa pemain lain berjuang untuk melihat dia menjadi pilihan pertama."
"Dia yang terbaik di antara kiper kami dan dia selalu terlibat, bahkan sebagai pemain cadangan," ucap Lavie menambahkan.
Ketika Mendy memasuki musim ketiganya bersama Cherbourg, dia harus merasakan pahitnya terdegradasi.
Kariernya terselamatkan setelah dia ditawari tempat pertama saat klub bermain di divisi empat Liga Prancis.
Namun, pemain yang lahir di kota Le Havre, Prancis ini, lagi-lagi harus mencicipi pengalaman degradasi karena Cherbourg terlempar ke divisi lima.
Kemalangan Mendy tak berakhir di situ sebab dia menjadi pengangguran pada usia 22 tahun setelah kontraknya dengan klub tersebut berakhir.
Baca Juga: Chelsea Tolak Setor Olivier Giroud Dalam Transfer Edouard Mendy
Tanpa penghasilan sama sekali, Mendy, yang terus berlatih meski dalam kondisi menganggur, terpaksa mendaftar ke agen pengangguran Prancis, Pole Emploi.
Setelah hampir kehabisan harapan karena tak punya pekerjaan selama satu tahun, Mendy akhirnya mencapai titik balik pada 2015 berkat Lavie.
"Saya berbicara dengan salah satu teman saya, Dominique Bernatowicz, yang bertanggung jawab atas penjaga gawang di akademi Marseille dan dia ingin mengisi tempat terakhir," ujar Lavie.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya dulu bermain dengan seorang pria yang sangat baik, tinggi, dan cerdas dengan banyak ruang untuk maju."
"Saya menambahkan bahwa Edouard berusaha mencari peluang apa pun," tutur Lavie melanjutkan.
Mendy menerima kesempatan uji coba bersama klub raksasa Prancis itu, meski faktanya hanya menjadi kiper pilihan keempat.
Baca Juga: Lampard Buka Peluang Tendang Dua Pemain Bintang, Kepa Arrizabalaga?
Ternyata, Bernatowicz puas dengan kualitas yang diperlihatkan Mendy dan segera meyakinkan Marseille untuk menawarkan kiper itu kontrak amatir satu tahun dengan gaji minimum.
Mendy menggunakan kesempatan itu untuk membangun kembali kariernya meski bermain hanya beberapa kali untuk tim kedua Marseille selama musim itu.
Peluang lain kemudian menghampiri Mandy melalui seorang agen yang dekat dengan Bernatowicz.
Di antara tawaran itu adalah klub-klub papan bawah yang mencari kiper pilihan pertama.
Akan tetapi, Mendy memutuskan untuk menantang dirinya sendiri lagi dengan bergabung bersama Stade de Reims, yang saat itu menjadi klub kasta kedua Liga Prancis.
Mendy, yang menjadi kiper cadangan, mendapat kesempatan untuk membuktikan dirinya lebih cepat dari yang diharapkan.
Baca Juga: Mau Lihat Score? Ini Beberapa Situs Live Score Terbaik Buat Kalian
"Pelatih harus memasukkan Edouard karena kiper nomor satu menerima kartu merah," kata mantan gelandang Reims, Danilson da Cruz.
"Dan hari itu, dia tampil dengan sangat, sangat bagus."
"Bahkan sebagai kiper nomor dua, dia selalu memiliki pola pikir seorang pemimpin dan sangat vokal di ruang ganti."
"Dia berharga di tim karena dia tahu bagaimana berbicara pada waktu yang tepat."
"Dia melakukan yang terbaik untuk mendorongnya menjadi nomor satu."
"Ketika dipanggil, dia menjadi salah satu yang terbaik di tim," tutur Da Cruz menambahkan.
Pada awal musim 2017-2018, Mendy dijadikan kiper pilihan utama dan dia memanfaatkan kesempatan itu dengan maksimal.
Musim itu, Mendy mencatatkan clean sheet dalam 18 dari total 34 pertandingan liga dan Reims mendapatkan promosi ke Ligue 1 alias kompetisi kasta tertinggi Liga Prancis.
Penampilan apik memuluskan langkah Mendy pindah ke Rennes pada tahun lalu.
Bersama Rennes, Mendy terus berkembang dengan mencatatkan 13 laga tanpa kemasukan dan hanya kebobolan 31 kali dari 33 penampilan di semua ajang musim 2019-2020.
Pencapaian itu yang kemudian membawa pemain berpostur 197 cm ini mampu melangkahkan kaki ke klub impiannya, Chelsea.
Mimpi Mendy memang dicapai dengan jalan berliku, tetapi kini dia datang ke Stamford Bridge dengan kenyataan bahwa semuanya bisa dilalui seiring berjalannya waktu.