Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Memang agak sulit karena prosesnya bukan satu hari dua hari. Tahap awal kami sampaikan ke semua pemain bahkan pelatih, seperti apa klub sekarang, disampaikan apa adanya dengan skema keuangan, sponsor masih menahan uang, tidak ada pemasukan tiket, semuanya kami sampaikan," ucapnya di webinar tentang Kompetisi, antara Bisnis dan Kemanusiaan, yang dihadiri oleh Bolasport.com, Sabtu (17/10/2020).
Menurut Yoyok Sukawi memang prosesnya cukup sulit karena membutuhkan beberapa hari.
Cara yang paling ampuh adalah dengan memberikan jaminan kepada pemain dan ofisial.
"Lalu bagaimana mengolah agar bisa diterima oleh semua? Butuh waktu dan kami memang naik turun, beberapa kali adakan pertemuan sambil makan, ngopi dan ngobrol. Dan kami juga memberikan semacam jaminan untuk pemain, yang pertama apabila stop total pemain tetap mendapatkan kompensasi berupa sekian persen," ungkapnya
Baca Juga: Satu-satunya Kiper Timnas U-19 Indonesia yang Belum Kebobolan
"Atau gajinya yang di bawah umr jadi disesuaikan dengan umr agar semuanya mampu untuk hidup semasa pandemi. Lalu bagaimana dengan kontrak? Kami juga memberi jaminan jika tahun ini tidak ada liga maka kontrak tahun jni akan dilaksanakan untuk musim depan," tambahnya.
Dengan begitu, Yoyok Sukawi menjelaskan juga bahwa pemain dan ofisial tidak akan takut kehilangan pekerjaannya.
Pasalnya meski mereka berdiam diri di rumah tetapi tetap mendapatkan masukan agar daoat menjalani kesehariannya dalam bertahan hidup.
"Jadi tidak usah takut kehilangan pekerjaan atau apalgi dicoret, kami tidak melakukan itu. Dan memang alhamdulillah di PSIS ini dari awal kekeluargaannya sangat kental jadi cukup mudah untuk renegosiasi kontrak," ujarnya.
Baca Juga: Berlabel Timnas, Pemain yang Dicoret Tim Liga 1 Kini Resmi Dikontrak Klub Besar India