Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Baca Juga: Dicueki Conor McGregor, Petinju Youtuber Kini Ditantang Bintang MMA
"Tidak jelas apakah angka pengurangan 25 persen, yang akan dihadapi beberapa pemain, adalah kebijakan seluruh skuad atau apakah salah satu dari mereka yang berpenghasilan lebih tinggi dapat terkena pemotongan yang lebih besar," tulis jurnalis The Telegarph, Matt Law, dalam laporan tersebut.
Klausul semacam itu adalah praktik umum di seluruh Liga Inggris, tetapi ditekankan bahwa klub-klub besar seperti Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur tidak pernah membuat perjanjian semacam itu di selama beberapa tahun terakhir.
Kasus seperti ini pernah terjadi di Chelsea pada musim 2015-2016.
Baca Juga: Direktur Olahraga Fiorentina: Kemenangan 3-0 Atas Juventus Siap Tercatat dalam Sejarah La Viola
Kala itu, Chelsea terdampar di urutan 16 klasemen saat kompetisi memasuki bulan Desember.
Akan tetapi, Chelsea dilaporkan tidak pernah memikirkan degradasi sehingga klausul seperti itu tidak diterapkan dalam kontrak pemainnya.
Tindakan Arsenal yang menerapkan pemotongan gaji pada pemainnya jika klub terdegradasi juga telah memunculkan anggapan bahwa The Gunners sudah memasuki era baru, sesuatu yang menurut Matt Law tidak pernah terjadi kala klub London Utara itu masih dilatih oleh Arsene Wenger.
Baca Juga: Anak Carlo Ancelotti Sebut Calvert-Lewin Mirip dengan Cristiano Ronaldo
Pihak Arsenal sendiri belum memberikan keterangan terkait kabar ini.
Namun, dengan munculnya laporan tadi, patut dinantikan apakah Arsenal memang benar telah berpikir untuk degradasi atau tidak.