Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Strategi agar Kasus Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman di Eropa Tak Terulang

By Lola June A Sinaga - Jumat, 25 Desember 2020 | 21:11 WIB
Empat pemain muda Indonesia yang berkarier di klub Eropa, Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, Brylian Aldama, dan Bagus Kahfi. (INSTAGRAM.COM/EGYMAULANAVIKRI/WITANSULAIMAN_/BRYLIANALDAMAA/BAGUSKAHFIII)

Yang masih hangat adalah kasus Safawi Rasid, yang dikirim Johor Darul Ta'zim (JDT) ke Portimonense, klub liga utama Portugal, dengan status pinjaman 1 musim.

Namun, berhubung tak pernah dimainkan di Portimonense hingga 3 bulan, padahal terkenal sebagai pemain andalan Timnas Malaysia, maka Safawi terpaksa kembali ke JDT.

Baca Juga: Danurwindo Ungkap Gairah Syahrian Abimanyu dan Masa Depannya di JDT

Satu lagi pemain muda Malaysia yang "dipaksakan" ke klub senior Eropa adalah Luqman Hakim Shamsudin dalam usia 18 tahun.

Luqman bergabung dengan KV Kortrijk (Courtrai) di Liga Belgia sejak 6 Agustus 2020.

Dia baru tampil 1 kali selama 16 menit melawan Anderlecht tanggal 23 Oktober 2020.

Penampilan itu diduga hanya untuk menyenangkan hati Luqman dan rakyat Malaysia, apalagi Kortrijk dimiliki pengusaha asal negeri sendiri, Vincent Tan.

Setelah itu, Luqman tak pernah lagi tampil di Kortrijk.

Jangan ke Tim Senior

Di Malaysia, kasus yang menimpa para pemain mudanya di klub Eropa disadari sebagai langkah yang salah.