Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Makanya kami mengusulkan agar kompetisi dimulainya berbarengan dengan negara-negara berkembang lainnya. Jadi apa kami memilih pemain juga enak. Khususnya pemain asing. Dan tentunya tak akan terganggu dengan FIFA Macth day, dan itu dasar yang menjadi pertimbangan kami," ucapnya.
Selain pertimbangan tersebut, tentu saat berbicara waktu ideal, PT LIB harus juga memastikan adanya agenda nasional yang tak bisa dilewatkan, seperti Pilkada dan yang lainnya.
Zia memikirkan bagaimana jadwal kompetisi harus dibuat dan tentunya direncanakan agar tak mengganggu Pilkada ataupun yang lainnya.
Saat bicara soal jadwal ideal tepatnya bulan apa, Madura United tak bisa berbicara banyak, sebab hingga saat ini izin Kepolisan Republik Indonesia (Polri) juga belum didapatkan.
Zia mengungkapkan ia tak ingin berkhayal membayangkan kapan tepatnya kompetisi bisa bergulir, karena tidak ada yang bisa menjamin bulan apa PSSI dan PT LIB dapat izin.
"Ini ya Februari tidak mungkin, bahkan Maret saja tidak akan mungkin. Jangan bicara sepak bola di bulan Maret. Kalau ada yang berbicara dibulan Maret, ada tidak yang bisa menjamin izin kompetisi di bulan Maret tidak?," ujar Zia.
Madura United tak bisa memberi usulan bulan apa kompetisi dapat bergulir kembali, karena alesan yang sama yakni pandemi Covid-19.
Dengan itu, Zia mengatakan apabila ada orang yang mampu memberi jaminan, tentu saja Madura United akan lebih siap berbicara terkait waktu yang tak juga jelas.
Baca Juga: PSIS Semarang Sarankan Kompetisi Liga 1 2020 Dihentikan
"Jadi saya menganalogikan, kalau tidak ada yang sanggup menjamin izin, berarti tidak ada yang sanggup klub pun melakukan apapun hari ini. Kontrak hingga yang lainnya," tutur Zia.
"Kecuali sudah ada garansi jaminan. Kompetisi mau dimulai bulan Maret, tanggal sekian itu baru kami berani, berbicara kontrak dan yang lainnya kalau sekarang belum berani. Tidak ada klub yang berani karena tidak ada proyeksi yang jelas untuk persiapan," ucapnya.
"Jadi biarkan Madura United fokus ke infrastruktur saja. Ditengah ketidakjelasan kompetisi ini kami tetap fokus, hanya saja tidak pada pemain, tapi pada kepengurusan."