Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Dengan 138 caps untuk tim nasional dan 46 gol internasional atas namanya, penyerang berusia 36 tahun itu akan terus menjadi predator di dalam kotak, menambah gol di musim mendatang."
Shahril Ishak pernah bermain untuk Persib Bandung pada September 2010 hingga Februari 2011.
Bermain di Persib Bandung, Shahril Ishak gagal bersinar.
Rupanya ia masuk ke Persib Bandung pada saat yang tidak tepat.
Melansir dari Kompas, Shahril Ishak pernah mengungkapkan beberapa faktor yang membuatnya ia tidak bersinar di Persib.
Salah satu yang paling terlihat adalah ketidakcocokannya dengan filosofi bermain yang diterapkan pelatih Persib saat itu.
Baca Juga: Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020 Dibatalkan, Polri Buka Suara
Shahril bergabung dengan Persib pada awal musim 2010/2011 saat Persib dilatih oleh Daniel Darko Janackovic.
Shahril saat itu tengah dalam puncak peforma sehingga bukan opsi yang buruk untuk mendatangkan pemain timnas Singapura itu.
Shahril pun menandatangi kontrak kontrak satu musim dengan Persib.
Akan tetapi, beberapa hari menandatangi kontrak dengan Persib, kabar kurang baik diterima Shahril.
Daniel Darko diberhentikan dari pelatih Persib.
Dengan perubahahan pelatih, posisi Sharil terancam karena ia datang dengan rekomendasi Daniel Darko.
Persib pun menunjuk Jovo Cuckovic yang merupakan asisten Darko sebagai pengganti.
Menurut Shahril penunjukkan itu kurang tepat lantaran Jovo kesulitan berkomunikasi.
"Jovo parah, anak-anak semua pusing, sebab dia tidak bisa bicara bahasa. Anak-anak sudah pusing, dengan apa yang diinginkan Jovo di latihan," ujar Shahril beberapa waktu lalu.
"Kalau saya ingat, kami latihan passing terus. Dia ada kendala bahasa, jadi anak-anak pun tidak paham, saya sendiri tidak paham apa yang dia mau," kata dia, dikutip dari Kompas.com.
Peforma Persib yang kurang baik pada awal musim 2010-2011 membuat Daniel Roekito ditunjuk sebagai pelatih dan Jovo ditugas sebagai Direktur Teksnik.
Singkat cerita, dengan Daniel Roekito sebagai pelatih tak membuat Shahril bernasib baik di Persib.
Ia lebih sering berada di bangku cadangan. Kalaupun ia bermain ia dimaikan di sayap, bukan posisi aslinya.
Kesulitan bermain di posisi yang tidak biasa baginya membuat performanya dianggap kurang memuaskan.
Meskipun ia di lapangan telah memberikan 100 persen bersama Persib.
"Pendapat saya, saya tidak cocok dengan filosofi sepak bola dia. Kata dia, Syahril ini tidak cocok dengan filosofinya," kata Shahril.
"Saya juga sering bermain di kanan dan kiri, yang bukan posisi saya. Jadi memang susah, padahal saya sudah kasih 1.000 persen kemampuan saya untuk Persib," ucap dia.
Membutuhkan menit bermain untuk menjaga peluangnya di timnas Singapura, Shahril pun memutuskan untuk mundur dari Persib.
Meskipun memiliki kenangan kurang baik bermain di Persib, ia tetap mencintai tim berjulukan Maung Bandung itu.