Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Anak emas di era Lampard, Mason Mount, dipinggirkan dari susunan starter.
Tak ada nepotisme sesama warga Jerman karena Tuchel memilih Olivier Giroud sebagai tombak utama ketimbang Timo Werner, yang sedang mengalami paceklik gol.
Baca Juga: Thomas Tuchel Resmi ke Chelsea, Paman Frank Lampard: Apanya yang Pelatih Hebat?
Penempatan Jorginho dan Mateo Kovacic sebagai gelandang jangkar dobel menunjukkan sinyal Tuchel ingin memaksimalkan pengendalian bola dari pusat lapangan.
Lalu, hal menarik lain adalah mengintip peran Callum Hudson-Odoi sebagai full-back, terutama setelah Ben Chilwell digantikan Christian Pulisic.
Hudson-Odoi yang awalnya menempati sektor sayap penyerangan dalam formasi 4-2-3-1, mundur ke sisi belakang dengan pos ofensif tersebut ditempati Pulisic.
Keputusan itu ada sisi positifnya karena naluri Hudson-Odoi dalam menyerang bisa memompa agresivitas dari lini belakang.
Hal ini tampak dalam kontribusinya menciptakan dua peluang dan melepas satu tembakan akurat.
Penampilan Kai Havertz, yang ramai disorot sebagai pembelian gagal Lampard, juga disebut-sebut menunjukkan sinyal perbaikan.