Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Cerita Abdul Aziz Diabaikan Jaino Matos dan Hengkang karena Gagal Tebus Kepercayaan

By Rinaldy Azka Abdillah - Sabtu, 20 Februari 2021 | 15:15 WIB
Pemain Persib Bandung, Abdul Aziz. (TRIBUNJABAR.ID)

BOLASPORT.COM - Pemain Persib Bandung, Abdul Aziz menceritakan kedekatan dirinya dengan mantan pelatih Diklat Persib, Jaino Matos.

Pelatih asal Brasil itu sempat menakhodai Diklat Persib pada tahun 2013-2015.

Sejak didirikan pada tahun 2013, Diklat Persib menjadi tempat menimba ilmu beberapa pemain yang saat ini, termasuk Abdul Aziz yang pada saat itu ditunjuk sebagai kapten tim.

Abdul Aziz sendiri sudah berada di Persib Bandung sejak masih berusia di bawah 17 tahun.

Baca Juga: Pelatih Persib Ungkap Misi Pribadinya Musim Depan di Balik Pembuangan Dua Pemain Bintang Pangeran Biru

Sejak bergabung bersama Diklat Persib, Abdul Aziz mengaku sangat bersemangat untuk belajar di sana.

Terlebih ia begitu senang dapat dilatih oleh Jaino Matos di Diklat Persib.

"Di sana, saya banyak belajar dan kian bersemangat menempa diri. Terlebih, pelatih saya yang bernama Jaino Matos sangat menginginkan semua anak asuhnya maju dan berkembang. Tak terkecuali bagi saya sendiri, yang saat itu menjabat sebagai kapten tim. Pokoknya, saya sangat menikmati setiap sesi latihan bersama Coach Jaino. Dia sosok yang baik, cerdas sekaligus visioner," katanya seperti dikutip Bolasport.com dari laman resmi klub, Sabtu (20/2/2021).

Baca Juga: Seminggu Lebih Digembleng Shin Tae-yong, Pemain Persija Ini Merasa Jadi Pribadi Berbeda

Meski begitu, pemain yang saat ini berusia 27 tahun itu mengaku mempunyai dosa kepada pelatihnya, Jaino Matos.

Dosa yang dibuatnya adalah kala gagal membawa Diklat Persib lolos ke babak selanjutnya kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) U-21.

Pertandingan yang diharuskan dimenangkan Persib Bandung justru berakhir imbang.

Baca Juga: Todd Ferre soal Kendala Bahasa di Lampang FC: Untung Ada Ayu Lateh!

Alhasil Abdul Aziz gagal menebus kepercayaan Jaino Matos yang sudah disematkan kepadanya dan rekan lainnya.

Pemain kelahiran Bandung itu menganggap seolah ia dan rekan lainnya tak menggubris kekhawatiran pelatih yang sudah mengingatkan jauh sebelum hari pertandingan.

Jaino Matos berpesan kepada anak asuhnya untuk tampil prima agar dapat memenangkan laga yang menjadi nasib Persib Bandung di turnamen tersebut.

Baca Juga: Kepada AFC, Marc Klok Kuliti Manfaat Fenomena Pemain Indonesia ke Eropa

"Tapi saya pernah merasa sangat bersalah kepada pelatih asal Brasil itu, tepatnya pada tahun 2014. Semua berawal saat saya dan beberapa teman di Diklat Persib ikut beruji tanding di tim Porda. Padahal, coach Jaino sudah mengimbau kepada saya dan kawan-kawan, bahwa hari Minggu, tim kami akan melakoni partai penting," tuturnya.

"Yakni pertandingan menghadapi Semen Padang FC. Bukan tanpa alasan, Coach Jaino sangat menginginkan saya agar bisa tampil prima. Apalagi, laga melawan Kabau Sirah muda menjadi penentu nasib tim kami nantinya..

"Malapetaka itu datang menghampiri kami karena Diklat Persib gagal lolos ke babak selanjutnya setelah pertandingan berakhir imbang tanpa gol," ujarnya.

Baca Juga: Satu Pemain Gabung Latihan Skuad Bali United secara Terpisah

Seusai laga berakhir, Abdul Aziz merasakan perbedaan yang ada pada diri pelatihnya.

Ia berujar bahwa perbedaan yang dirasakannya berlandaskan pada kekecewaan Jaino Matos kepada para pemain.

Bahkan karena hal tersebut Jaino Matos mengabaikan pesan singkat yang dikirim Abdul Aziz kepada dirinya.

"Jujur, saya merasa sangat sedih saat itu. Sebab kepercayaan yang selama ini diberikan oleh coach Jaino seolah pupus begitu saja. Sejak itu pula sikapnya berubah dan menjadi berbeda. Saya paham, dia kecewa. Bahkan pesan singkat yang saya kirimkan ia abaikan," jelasnya.

Baca Juga: Satria Tama Disingkirkan dari Skuad Madura United karena Hal Ini

Kekalahan itu pun berbuntut panjang, usai kecewa, Abdul Aziz harus merasakan pil pahit setelah dirinya tak didaftarkan untuk kompetisi musim berikutnya.

Sempat merenung, akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke Semen Padang FC.

"Setelah kejadian itu, nama saya hilang dari daftar skuad untuk musim berikutnya. Saya merenung dalam kesedihan. Tapi, kata menyerah tak pernah ada dalam kamus hidup saya. Saat itu pula, saya bangkit dan memutuskan pindah ke Semen Padang FC. Dengan harapan, bisa melanjutkan perjalanan di dunia sepakbola," ujarnya. 

Baca Juga: Asnawi Mangkualam Sempat Tolak Dikarantina Lagi, Candaan Jurnalis Korea Jadi Nyata

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P