Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bagi pebulu tangkis tunggal putra Jepang, Kento Momota, 11 Maret adalah tanggal spesial. Selain mengenang gempa besar Jepang, 10 tahun lalu, dia juga mengingat momen bersejarah lainnya yakni All England.
Pada 11 Maret 2019 atau dua tahun lalu, Kento Momota menjadi pebulu tangkis Jepang pertama yang merebut gelar All England yang merupakan turnamen bulu tangkis tertua dunia.
Kepastian ini didapat Kento Momota seusai menundukkan Viktor Axelsen (Denmark).
Baca Juga: Kento Momota Kenang Gempa Besar Jepang Saat Sedang di Indonesia
"Saya cenderung mengingat hal-hal secara acak sejak sebelum pertandingan dan sebelum final. Saya terpikir seberapa jauh kami telah berhasil sejak gempa," kata Momota dilansir BolaSport.com dari Sportchannel.
"Saya ingat saat itu, saya berpikir bagaimana saya bisa menjadi sumber inspirasi dengan berlaga pada pertandingan ini. Saya sangat gugup untuk menghadapi final, tetapi entah kenapa, semuanya kembali ke saya," ucap Momota.
Sejak tampil pada All-Japan National Championships, Desember 2020, Momota berencana comeback pada turnamen internasional pada Leg Asia, Bangkok, Thailand, Januari kemarin.
Namun, pemain berusia 26 tahun ini dinyatakan positif Covid-19 di bandara jelang perjalanan ke Thailand.
Momota terakhir kali mengikuti turnamen BWF World Tour pada Malaysia Masters 2020. Dia lalu mengalami kecelakaan saat menuju bandara untuk kembali ke Jepang.
Kecelakaan itu membuat Momota mendapatkan cedera retak tulang rongga mata dan harus menjalani operasi hingga proses pemulihan yang cukup lama.
Jika lancar, All England 2021 akan menandai Momota comeback pada turnamen internasional. Awalnya, dia hendak turun pada German Open 2021, 9-114 Maret. Namun, German Open dibatalkan karena meningkatnya kasus Covid-19 di Eropa.
Baca Juga: All England 2021 Jadi Ujian Pikiran dan Hati bagi Penerus Lee Chong Wei
Momota mengakui bahwa dia tidak terlalu percaya diri untuk menghadapi All England 2021 yang dijadwalkan pada 17-21 Maret itu.
"Jujur saja, saya tidak terlalu percaya diri. Kami tidak punya banyak waktu untuk berlatih sebagai tim dan saya belum bisa bersaing dengan pemain asing. Ada banyak tanda tanya," aku Momota dilansir BolaSport.com dari Olympicchannel.
"Saya tidak bisa duduk di sini dan berkata saya akan memenangkannya dengan penuh percaya diri. Tetapi, ini adalah turnamen besar dan penting untuk menyambut Olimpiade Tokyo. Saya harus menjaga diri saya dan tetap kuat," tutur Momota.
Tujuan akhir Momota pada masa mendatang adalah Olimpiade. Dia ingin memenangi keping medali emas dan mendedikasikannya untuk orang-orang yang telah membantu dia sejak memulai karier sebagai pebulu tangkis hingga seperti sekarang.
"Pasti takdir peringatan 10 tahun gempa tumpang tindih dengan tahun Olimpiade Tokyo pada saat saya dalam kondisi sangat baik. Saya gagal pada Olimpiade terakhir dan saya ingin menebusnya," ujar Momota.
Momota gagal mengikuti Olimpiade Rio 2016 karena tersandung kasus judi ilegal yang membuat dia mendapat larangan berkompetisi selama 1 tahun.
"Saya perlu melihat diri saya sendiri di cermin. Saya berhutang banyak kepada orang-orang atas dukungan yang mereka berikan ketika saya turun dan saya ingin memberi mereka kembali," kata Momota.
"Saya harus meninggalkan segalanya di luar sana dan memenangkan medali emas untuk membantu menginspirasi dan menawarkan harapan," ujar tunggal putra nomor satu dunia ini.
Baca Juga: Valentino Rossi dkk Akan Divaksin Covid-19 Jelang MotoGP Qatar 2021