Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bek kiri Manchester United, Luke Shaw, membeberkan perbedaan antara rezim kepelatihan Jose Mourinho dan Ole Gunnar Solskjaer.
Luke Shaw bermain di bawah asuhan Jose Mourinho ketika sang juru taktik menangani Manchester United pada periode 1 Juli 2016 hingga 18 Desember 2018.
Pada masa tersebut, Shaw seringkali mendapatkan kritik dari Mourinho lantaran mengalami penurunan performa.
Setelah Mourinho dipecat, Shaw mencicipi kepempinan Ole Gunnar Solskjaer yang resmi jadi pelatih tetap pada 28 Maret 2019.
Bergantinya pelatih Manchester United ternyata membawa berkah tersendiri bagi Shaw.
Baca Juga: Ada Masalah, Luke Shaw Sempat Tak Berharap Perkuat Timnas Inggris Lagi
Bek berpaspor Inggris itu mengalami performa terbaiknya saat dilatih Solskjaer.
Dengan pengalamannya pernah berada di bawah bimbingan Mourinho dan Solskjaer, Shaw pun membeberkan perbedaan antara rezim keduanya.
Shaw menjelaskan bahwa dirinya mengalami periode yang sulit ketika Mourinho menangani Manchester United.
Selain kehilangan kepercayaan diri, bek berusia 25 tahun itu juga tak bisa menghadapi tekanan di bawah asuhan Mourinho.
Kehadiran Solskjaer kemudian mendorong perubahan haluan yang dramatis dalam penampilan Shaw.
Dia menjelaskan, Solskjaer mampu mengubah pribadinya dan tim secara keseluruhan.
Hal itu menjadi perbedaan mendasar antara kepemimpinan Mourinho dan Solskjaer di Old Trafford.
"Saya tidak ingin tampil seperti saya adalah anak kecil yang tidak bisa menghadapi tekanan," kata Shaw tentang perjuangannya di bawah Mourinho, dilansir BolaSport.com dari Sky Sports.
"Karena berada di klub besar seperti Manchester United, Anda akan selalu berada di bawah tekanan dan sorotan. Itu membuat mental Anda lebih kuat."
Baca Juga: Selain Persaingan dengan Alex Telles, Ini Hal yang Buat Luke Shaw Berkembang Pesat
"Akan tetapi, saya tidak percaya diri saat itu. Saya kehilangan kepercayaan saya."
"Saya pikir itulah yang berubah dengan Ole (Solskjaer)."
"Dia mengatur saya dengan benar dan saya mendapatkan kepercayaan diri saya kembali dan saya sangat menikmatinya saat ini."
"Kesenangan dan kepercayaan diri. Bagi saya, itu adalah dua hal terbesar yang Anda butuhkan di lapangan."
"Anda membutuhkan keyakinan pada kemampuan Anda untuk tampil di level tertinggi. Saya merasa saya memilikinya sekarang."
"Man-management yang diterapkan Ole tidak ada duanya."
"Cara dia berbicara kepada para pemain, itu mendapatkan yang terbaik dari mereka. Anda bisa melihat itu. "
"Dia menangani situasi dengan sempurna dalam hal apa yang dibutuhkan, apalagi di klub besar seperti Manchester United."
"Dia menghilangkan tekanan dari para pemain dan mengambil semuanya sendiri."
"Terkadang itu tidak adil karena kami adalah orang-orang di lapangan dan kami juga perlu mengambil bagian yang adil."
"Bagi saya, terutama dari apa yang saya miliki sebelum Ole masuk, ini adalah perbedaan total. Itu telah mendorong saya ke level yang baru," ucapnya menambahkan.
Shaw juga membuat pengakuan tentang momen ketika dirinya dinobatkan sebagai pemain terbaik Manchester United versi penggemar pada 2018-2019.
Baca Juga: Luke Shaw, Pemain yang Bangkit Usai Dihancurkan dan Dibuang Mourinho
Meski meraih penghargaan yang dikenal dengan nama Sir Matt Busby Player of the Year, Shaw percaya performanya saat ini jauh melebihi apa yang dia capai dua tahun lalu.
"Saya tidak berada di dekat yang terbaik saat itu. Jika saya jujur, itu musim yang sangat buruk dari semua orang," ujar Shaw.
"Mungkin saya hanya salah satu dari orang yang sedikit lebih menonjol tapi saya tidak istimewa."
"Jelas sekarang adalah periode terbaik yang saya miliki. Saya telah berhasil mempertahankan serangkaian permainan dan terus bermain."
"Saya menikmatinya dan saya pikir itu adalah hal terpenting yang ingin saya dapatkan kembali, yaitu kenikmatan sepak bola. "
"Saya mendapatkan kembali melakukan apa yang saya sukai," tuturnya mengakhiri.