Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pengalaman Pahit Tim Indonesia di All England Open 2021, bak Air Susu Dibalas Air Tuba

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Kamis, 25 Maret 2021 | 07:00 WIB
Tim bulu tangkis Indonesia untuk All England Open 2021 berpose sebelum melakukan penerbangan pulang ke Tanah Air di Birmingham, Inggris, Minggu (21/3/2021). (BADMINTON INDONESIA)

Greysia melihat BWF telah gagal memenuhi tanggung jawab mereka ketika kasus Covid-19 yang menimpa tim Indonesia terjadi di All England Open 2021.

"Kalau mau fair, sewaktu kita masih tanding, ada tiga poin yang seharusnya dipertanggungjawabkan BWF," kata Greysia kepada Rosiana Silalahi.

"Satu, kita di-swab ulang dan dia [BWF] harus membela kita dengan bertanya ke NHS, tetapi dia tidak melakukan. Padahal ini bukan cuma satu atlet tetapi seluruh anggota tim."

"Kedua kalau kami suspected (dicurigai), menurut aturan harus diisolasi semua dong, berarti harus ditunda, setidaknya ditunda pertandingannya, atau All England yang dihentikan."

"Ketiga adalah ganti rugi. Kita sudah dateng, gak bisa main, dipulangkan, berarti kan harus ada yang diganti bukan cuma minta maaf."

KOMPAS TV
Greysia Polii (kiri) dan Praveen Jordan (kanan) berbicara kepada Pemimpin Redaksi Kompas TV, Rosiana Silalahi, dalam acara Kamar Rosi pada Rabu (24/3/2021).

Soal penundaan turnamen, Greysia beralasan bahwa pemain negara lain juga harus diisolasi karena berinteraksi dengan para pemain Indonesia yang "dicurigai".

Lebih-lebih, ada tiga wakil Indonesia yang sudah bertanding, yaitu Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Jonatan Christie, dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Greysia mempertanyakan sikap BWF untuk tidak menghentikan pertandingan Ahsan/Hendra meski mereka sudah tahu The Daddies juga merupakan suspect Covid-19.

Baca Juga: Marcus Fernaldi Tolak Permintaan Maaf BWF dan Tuntut Pertanggungjawaban untuk Ajang Mendatang