Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Apa urgensinya poin badminton diubah lagi, sedangkan popularitas bulu tangkis sudah naik. Penonton oke, banyak negara sudah berpartisipasi."
"Saya melihatnya dari semua sektor. Jadi, kalau sudah populer, bisa diterima, dan dipertahankan di Olimpiade, kenapa diubah lagi?"
"Kesannya badminton tidak memiliki identitas. Waktu itu pernah 15 poin, lalu dicari formatnya mulai dari tujuh poin, sembilan, 11, sampai ketemu 21 poin. Itu kan membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi," sambung dia.
Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu juga khawatir akan ada dampak jika usulan perubahan sistem skor.
Baca Juga: Anthony Sinisuka Ginting Diminta Tingkatkan Konsistensi Penampilan
Dampaknya adalah olahraga bulu tangkis tidak akan menarik lagi dan berpotensi dihapus dari ajang Olimpiade.
"Kepopuleran bulu tangkis bisa berlanjut atau tidak? Setiap kita mengambil keputusan pasti ada konsekuensinya kan?" ujar Susy.
"Hal yang saya takutkan, seumpamanya jika badminton tidak populer dan dianggap tak menarik lagi, olahraga ini mungkin bisa dilepas dari Olimpiade."
"Untuk hal-hal lain saya tidak terlalu pusing. Satu yang paling saya takutkan adalah jika bulu tangkis hilang dari Olimpiade. Namun, kembali lagi keputusan akhir ada di tangan BWF. Secara global, alangkah baiknya dikaji lagi," ucap Susy berharap.
Baca Juga: Susy Susanti Tidak Lakukan Promosi meski Ada yang Mundur dari Pelatnas
Susy kemudian berpandangan daripada merubah sistem skor, BWF lebih baik fokus pada program meningkatkan popularitas bulu tangkis.