Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Legenda bulu tangkis Indonesia, Susy Susanti, menolak rencana perubahan sistem skor yang diajukan oleh PP PBSI.
Susy Susanti menyoroti rencana pengajuan sistem skor yang diajukan oleh Indonesia kepada Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) dari 3x21 menjadi 5x11.
Menurut Susy, perubahan yang terjadi bisa membuat olahraga bulu tangkis terkesan kehilangan identitas.
Indonesia melalui PBSI secara resmi telah mengajukan usulan tersebut bersama Federasi Bulu Tangkis Maladewa kepada BWF.
Baca Juga: Setelah Alan-Susy, Ada Pebulu Tangkis Lagi yang Jadi Suami-Istri
Nantinya, BWF akan membahas usulan yang diajukan dalam Rapat Umum Tahunan yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, 22 Mei mendatang.
Dalam mengambil keputusan, BWF akan menggelar voting atau pemilihan suara atas usulan yang diajukan.
Adapun begitu, Susy menolak usulan tersebut karena tidak melihat adanya urgensi dalam perubahan skor yang saat ini sudah digunakan.
"Kalau pendapat saya pribadi, saya tetap konsisten tidak setuju (perubahan sistem skor)," kata dia kepada Kompas.com, dikutip BolaSport.com.
Baca Juga: Jam Terbang Tinggi Jadi Alasan Rionny Mainaky Dipilih Gantikan Susy Susanti
"Apa urgensinya poin badminton diubah lagi, sedangkan popularitas bulu tangkis sudah naik. Penonton oke, banyak negara sudah berpartisipasi."
"Saya melihatnya dari semua sektor. Jadi, kalau sudah populer, bisa diterima, dan dipertahankan di Olimpiade, kenapa diubah lagi?"
"Kesannya badminton tidak memiliki identitas. Waktu itu pernah 15 poin, lalu dicari formatnya mulai dari tujuh poin, sembilan, 11, sampai ketemu 21 poin. Itu kan membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi," sambung dia.
Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu juga khawatir akan ada dampak jika usulan perubahan sistem skor.
Baca Juga: Anthony Sinisuka Ginting Diminta Tingkatkan Konsistensi Penampilan
Dampaknya adalah olahraga bulu tangkis tidak akan menarik lagi dan berpotensi dihapus dari ajang Olimpiade.
"Kepopuleran bulu tangkis bisa berlanjut atau tidak? Setiap kita mengambil keputusan pasti ada konsekuensinya kan?" ujar Susy.
"Hal yang saya takutkan, seumpamanya jika badminton tidak populer dan dianggap tak menarik lagi, olahraga ini mungkin bisa dilepas dari Olimpiade."
"Untuk hal-hal lain saya tidak terlalu pusing. Satu yang paling saya takutkan adalah jika bulu tangkis hilang dari Olimpiade. Namun, kembali lagi keputusan akhir ada di tangan BWF. Secara global, alangkah baiknya dikaji lagi," ucap Susy berharap.
Baca Juga: Susy Susanti Tidak Lakukan Promosi meski Ada yang Mundur dari Pelatnas
Susy kemudian berpandangan daripada merubah sistem skor, BWF lebih baik fokus pada program meningkatkan popularitas bulu tangkis.
"Saya melihat sebetulnya kerja BWF cukup baik selama beberapa waktu ini, bagaimana mereka memopulerkan olahraga ini ke negara-negara yang belum mengenal bulu tangkis," kata dia.
"BWF memiliki kerja sama salah satunya dengan Indonesia juga. Pemain-pemain dari Peru, Kenya, dikirim ke klub-klub di sini untuk berlatih dan berbagi ilmu."
"BWF juga pernah memberikan bantuan dana agar mereka bisa ikut berpartisipasi pada kejuaraan-kejuaraan tertentu.
"Secara pendekatan, itu adalah hal yang bagus. Nah, bagaimana yang sudah bagus bisa dipertahankan, tetapi jangan kebanyakan berubah-ubah," ujar Susy.
Baca Juga: Susy Susanti Beri Penjelasan soal Status Magang Tontowi Ahmad