Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Maaf karena mengumpat," tulis pemuda berusia 21 tahun itu di Twitter.
"To be honest, right now I don't give a **** on that, we won the ******* Champions League!"
Kai Havertz doesn't care about his price tag or the pressure after winning the #UCLfinal
????️ @TheDesKelly pic.twitter.com/f5rnRUKeLo
— Football on BT Sport (@btsportfootball) May 29, 2021
Sorry for the swearing ???? #UCLFinal you know… https://t.co/ORIxfwCB90
— Kai Havertz (@kaihavertz29) May 29, 2021
Baca Juga: Sudah Punya Kompatriot Cristiano Ronaldo, Liverpool Tak Perlu Beli Harry Kane
Havertz datang ke Chelsea pada musim panas 2020 dengan ongkos mencapai 80 juta euro atau Rp 1,3 miliar.
Nominal tersebut menjadikan dia sebagai pembelian termahal dalam sejarah London Biru.
Namun, awal perjalanan Havertz di Stamford Bridge tidaklah berjalan mudah.
Havertz sempat menuai banyak kritik karena dianggap tidak mampu menduplikasi penampilannya ketika di Bayer Leverkusen.
Perlahan tapi pasti, sosok kelahiran Aachen itu mampu membuktikan diri, termasuk lewat gol penentunya ke gawang Man City pada final Liga Champions.
Havertz mencatatkan sembilan gol dan sembilan assist dari 45 pertandingan bareng Chelsea di semua kompetisi.