Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Satu Keajaiban Chelsea: Juara Liga Champions dengan Bomber Mandul

By Beri Bagja - Rabu, 2 Juni 2021 | 05:15 WIB
Timo Werner (kanan) dan Kai Havertz berpose dengan trofi juara Liga Champions milik Chelsea. (TWITTER.COM/FRANKKHALIDUK)

Tuchel mengubah gaya bermain Chelsea menjadi lebih rapat di belakang, lebih efektif dalam menguasai bola, dan lebih tajam ketika menggeber serangan balik.

"Saat kami kehilangan bola, itu membuat tim bisa melakukan counter-pressing secara efektif," ujar eks pelatih Borussia Dortmund yang mengamalkan taktik andalannya saat membesut tim Jerman tersebut.

"Kalau tak perlu-perlu banget memberikan umpan sulit, ya jangan lakukan itu," imbuh bek Andreas Christensen menggambarkan cara kerja simpel tapi efektif ala Tuchel.

Pola di papan strategi Tuchel ialah memainkan 5 pemain bertahan; 3 bek sentral dan 2 orang full-back sebagai engsel yang naik-turun menyisir sayap.

DW.COM
Contoh model susunan pemain Chelsea saat bertahan di final Liga Champions kontra Manchester City.

Di tengah ada dua jangkar dengan peran spesifik yang berbeda. Satu sebagai perusak ritme serangan lawan, petarung, dan penjelajah level tinggi.

Satu lagi menjadi distributor bola antarlini, kreator, sekaligus pendikte permainan musuh.

Baca Juga: Tak Puas dengan Performa Striker Chelsea, Tuchel Incar Lukaku dan Haaland

 

Dua aktor utama di lini tengah itu N'Golo Kante dan Jorginho.

Urusan ofensif, Tuchel kerap memasang dua gelandang serang yang multifungsi sebagai winger dan satu penyerang tengah.