Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Siapa Saja Bisa Terpapar Covid-19, Bagaimana Langkah untuk Melindungi Diri?

By Nana Triana - Selasa, 8 Juni 2021 | 10:21 WIB
Covid-19 dapat menyerang siapa saja tanpa terkecuali. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya rentetan kasus positif Covid-19 di kalangan atlet (Dok. Shutterstock)

Bolasport.com - Saat ini, dunia tengah menghadapi situasi waspada karena sejumlah negara mengalami peningkatan kasus positif Covid-19

Mengutip situs www.who.int, per Minggu (6/6/2021) jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 menyentuh angka 172.630.637 kasus. Adapun lima negara yang mengalami lonjakan kasus cukup tinggi adalah India, Amerika Serikat, Perancis, Turki, dan Brasil.

Oleh sebab itu, setiap orang harus menyadari bahwa dapat menginfeksi siapa saja. Contohnya, selama pandemi berlangsung lebih dari satu tahun, masyarakat sempat dikejutkan dengan pemberitaan sejumlah atlet terpapar Covid-19.

Sebut saja, pesepakbola Zlatan Ibrahimovic, Neymar, Cristiano Ronaldo, sprinter Usain Bolt, hingga pebalap Valentino Rossi. Sementara di Indonesia, personel tim ganda putra bulutangkis nasional Kevin Sukamuljo pun sempat harus menunda pertandingan karena Covid-19.

Baca Juga: Tes MotoGP 2021 - Penyebab Melambatnya Valentino Rossi Mulai Terkuak?

Pasalnya atlet dinilai memiliki kondisi fisik prima dan terbiasa dengan pola hidup sehat serta aktif. Dengan demikian, kekebalan tubuh mereka diasumsikan lebih baik.

Untuk terus menjaga kesehatan selama pandemi Covid-19, berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan.

1. Menerapkan protokol 5M secara disiplin

Salah satu cara menghindarkan diri dari paparan virus corona adalah disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Adapun prokes selama pandemi meliputi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas serta interaksi dengan orang yang tidak serumah (5M).

Usahakan kamu tidak lupa menggunakan masker sebelum bepergian ke luar rumah. Selain itu, selalu memakai masker secara baik dan benar, yaitu menutup seluruh bagian wajah mulai dari hidung hingga dagu serta tidak memiliki celah kosong di sisi kanan dan kiri masker.

Tidak hanya itu, kamu pun sebaiknya memilih masker kain, pastikan bahan yang digunakan untuk membuatnya memiliki serat yang rapat. Apabila menggunakan masker medis, pastikan memiliki kawat hidung, tali pengait yang kuat, serta minimal terdiri dari tiga lapis (3 ply).

Baca Juga: Jadwal Timnas Indonesia vs UEA, Laga Pamungkas Skuad Garuda Raih 3 Poin Pertama

Selain masker, kamu juga sebaiknya selalu mencuci tangan menggunakan sabun pada air mengalir terutama setelah menyentuh atau memegang benda di tempat umum.

Jika memang sulit untuk menemukan wastafel, kamu bisa menggunakan hand sanitizer untuk membersihkan virus dan bakteri yang menempel di tangan. Saat berada ditempat umum kamu pun sebaiknya selalu menjaga jarak minimal satu setengah meter.

Cara ini akan lebih efektif jika kamu juga mengurangi mobilitas ke tempat tempat umum dan selalu menghindari kerumunan.

2. Apabila di dalam ruangan terapkan protokol ventilasi, durasi, dan jarak (VDJ)

Jika terpaksa harus bepergian ke luar rumah tidak hanya menerapkan prokes 5M kamu juga disarankan untuk menerapkan protokol ventilasi, durasi, dan jarak (VDJ). Utamanya, ketika beraktivitas di dalam ruangan yang dikunjungi banyak orang seperti gedung kantor, supermarket, mal, atau restoran.

Baca Juga: Ogah Mudik, Pep Guardiola Dukung Keputusan Barcelona Pertahankan Ronald Koeman

Saat hendak masuk ruangan umum atau tempat-tempat tertentu sebaiknya kamu memperhatikan sirkulasi udaranya terlebih dahulu. Sebab, sirkulasi udara yang baik dan terbuka bisa meminimalisasi penyebaran virus corona.

Sebaliknya, berada di ruangan tertutup ber-AC bisa menyebabkan virus menular dengan cepat. Suhu dingin terutama ruangan tertutup bisa meningkatkan penyebaran wabah.

Tidak hanya itu, kondisi lingkungan seperti itu juga membuat virus berkembang lebih cepat dan dalam waktu yang lama.

Dengan demikian, perhatikan jarak fisik dengan orang lain dan meningkatkan ventilasi ruangan. Jika berada di kantor misalnya, luangkan waktu untuk sesekali keluar ruangan.

Baca Juga: Bagi Gelandang Juara Dunia, Mourinho adalah Hal Terbaik di Kariernya

Selain ventilasi, risiko terinfeksi virus corona juga bisa diperkecil dengan membatasi durasi aktivitas dalam ruangan yang tertutup. Semakin lama kamu berinteraksi pada satu tempat dengan ventilasi yang buruk, maka semakin tinggi pula risiko kita terpapar Covid-19.

Terakhir, selain ventilasi dan durasi, kamu juga harus selalu memperhatikan jarak dengan orang di sekitar. Jarak yang harus diterapkan selama beraktivitas di luar rumah setidaknya 6 kaki atau sekitar 1,8 meter dari orang lain.

Dengan menerapkan protokol VDJ kamu bisa meminimalisir penularan dan tentunya cara ini juga harus dikombinasikan dengan prokes lainnya. Karenanya, selama masa pandemi lebih baik tetap tinggal di rumah saja. Jika ada keperluan mendesak untuk beraktivitas di tempat umum, terapkan protokol VDJ.

3. Waspada juga terhadap hoaks

Di era digital seperti sekarang ini mendorong masyarakat semakin mudah untuk mendapatkan informasi. Bahkan aplikasi percakapan pun kini bisa menjadi sumber informasi.

Baca Juga: Fakta-fakta Pemain Asing Baru Persebaya Surabaya, Rumor Makan Konate dan David da Silva itu Hoaks

Namun sayangnya, kemudahan tersebut kerap dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan disinformasi atau hoaks. Apalagi di tengah situasi seperti sekarang ini, kamu harus pintar-pintar mengolah informasi jangan sampai ikut menyebarkan berita bohong.

Untuk itu, kamu menerapkan prinsip tidak mudah terprovokasi dengan judul-judul berita yang menyesatkan baik di media sosial (medsos) maupun aplikasi perpesanan. Untuk memastikan, apakah berita itu asli atau palsu kamu juga bisa mengeceknya langsung melalaui website https://s.id/infovaksin.

Dengan teliti dan mengecek kebenarannya kamu juga sudah bertanggung jawab dan membantu pemerintah untuk memberantas informasi palsu yang selama ini meresahkan masyarakat.

4. Menjaga gaya hidup aktif dan sehat

Di tengah situasi pandemi menjaga kesehatan tubuh sangatlah penting. Pasalnya, masa-masa seperti imunitas tubuh menjadi perlindungan utama dari segala penyakit.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia - Suriah Susul Jepang, Bintang Liverpool Cetak Gol Terus

Menurt ahli kesehatan preventif dari Cleveland Clinic dr Sandra Darling, ada empat hal yang bisa dilakukan untuk  meningkatkan imunitas. Pertama, memperhatikan asupan makanan.

Ia menyarankan untuk memperbanyak asupan makanan yang berjenis whole foods seperti  buah, sayur, dan daging utuh. Sebaliknya, processed food seperti makanan kalengan, produk olahan daging, dan makanan instan harus dikurangi.

“Konsumsi bawang putih yang mengandung allicin, senyawa yang dapat meningkatkan imunitas juga boleh jadi pilihan. Selain itu, konsumsi vitamin, makanan mengandung antioksidan, dan probiotik. Sebab, kesehatan pencernaan menjadi kunci terbentuknya imunitas,” ujarnya dikutip dari situs web health.clevelandclinic.org

Baca Juga: Gelandang Borneo FC Sebut Tim Masih Butuh Matangkan Penyesuaian Taktik

Selain itu, dr Sandra pun menyarankan istirahat yang cukup dan mengelola stres agar memiliki mindset positif. Terjaganya melatonin dari istirahat yang cukup dapat membantu peningkatan imunitas. Begitu pula dengan pengelolaan stres.

Tidak perlu takut divaksin

Untuk melindungi masyarakat dan mempercepat pemulihan kesehatan, pemerintah juga terus mempercepat distribusi vaksin.

Menurut data dari satuan tugas (Satgas) Covid-19 per Selasa (1/6/2021) melaporkan jumlah warga negara Indonesia yang telah menerima dosis pertama sebanyak 16.766.263 jiwa.

Melansir laman World Health Organization (WHO), vaksin mengandung antigen dari mikroorganisme yang meniru proses infeksi pada tubuh sehingga memicu respons imun tubuh.

Baca Juga: Berita EURO 2020 - Termasuk Cristiano Ronaldo, Semua Awak Timnas Portugal Bebas COVID-19

Beberapa vaksin terbaru, bahkan hanya mengandung blueprint dari antigen itu sendiri. Antigen yang terkandung di dalam vaksin bersifat dilemahkan dan tidak akan membuat seseorang sakit.

Sebaliknya, antigen yang dilemahkan ini akan memicu tubuh untuk merespons dengan memproduksi antibodi, layaknya ketika terpapar patogen yang sebenarnya.

Pada beberapa orang, vaksin mungkin menimbulkan reaksi minor, contohnya demam. Reaksi ini adalah normal dan tanda bahwa tubuh tengah memproduksi antibodi untuk imunitas tubuh. Meski demikian, tidak semua orang mengalaminya. Tidak adanya reaksi usai divaksin bukan berarti vaksin tidak bekerja.

Nah, bagi kamu yang telah menerima vaksin harus digaris bawahi pula bahwa vaksin bukanlah obat dan bukan berarti setelah divaksin boleh tidak menerapkan prokes. Apabila jumlah populasi ideal yang divaksin belum tercapai untuk menciptakan herd immunity risiko penularan virus masih tetap ada.

Untuk itu masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan dan menjaga kesehatan dengan pola hidup yang baik. Untuk mengetahui KIPI dan informasi lengkap soal vaksin akan diarahkan ke situs s.id/infovaksin.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P