Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Tiga legenda bulu tangkis China, Zhang Ning, Cai Yun, dan Fu Haifeng, mengenang rivalitas yang pernah mereka rasakan dengan para pemain asal Indonesia saat masih aktif bermain.
Memori persaingan tersebut diungkapkan Zhang Ning, Cai Yun, dan Fu Haifeng usai menjalani seremoni virtual induksi BWF Hall of Fame pada Kamis (16/6/2021).
Zhang Ning, yang sampai saat ini masih menjadi satu-satunya pebulu tangkis tunggal putri peraih dua medali emas Olimpiade secara beruntun, menceritakan pengalaman tandingnya melawan Mia Audina pada final Olimpiade Athena 2004.
Baca Juga: Hasil FP2 MotoGP Jerman 2021 - Miguel Oliveira Tercepat, 2 Yamaha Membayangi
Kala itu, Zhang mampu bangkit dan membalikkan keadaan dari tertinggal satu gim jadi menang rubber game atas Mia Audina dengan skor 8-11, 11-6, 11-7.
Namun, berbeda dengan partisipasi Mia sebelumnya pada Olimpiade Atlanta 1996, ketika dia masih menyandang status kewarganegaraan Indonesia, pada Olimpiade Athena 2004, Mia sudah pindah menjadi warga negara Belanda karena pernikahan.
"Pada laga final Olimpiade Athena 2004, saya menghadapi Mia Audina yang berbakat," ucap Zhang Ning, dikutip dari laman BWF.
Baca Juga: Playoffs NBA 2021 - Sudah 4 Hari Berlalu, Phoenix Suns Masih Sendirian Jadi Finalis
"Saya kalah dari dia sebelumnya, tetapi saya percaya diri dan pelatih saya memberi banyak taktik sebelum pertandingan. Pada akhirnya, saya mampu mengalahkan dia."
"Pada tahun 2008 (Olimpiade Beijing), tekanannya lebih sedikit karena kedua finalis sama-sama dari China. Kami berdua setara dan saya tahu pertandingan itu akan alot," ucap Zhang.
"Saya bekerja keras dalam pertandingan itu dan saya mampu mengeluarkan semua usaha saya," kata Zhang lagi.
Serupa dengan pengalaman Zhang Ning pasangan ganda putra Cai Yun/Fu Haifeng juga merasakan puncak rivalitas dengan pemain asal Indonesia pada laga final Olimpiade.
Bedanya, bagi duet Cai/Fu, pertandingan terpenting dalam karier bulu tangkis mereka itu terjadi pada final Olimpiade Beijing 2008.
"Momen paling saya kenang dalam karier saya adalah Olimpiade Beijing 2008. Sebab, China adalah tuan rumah dan kami ingin meraih medali emas," tutur Cai Yun.
"Ada banyak tekanan karena China belum pernah meraih medali emas ganda putra di Olimpiade."
"Kami kalah pada laga final setelah unggul lebih dulu dan kami sangat kecewa."
Baca Juga: Petronas Yamaha Klarifikasi Kabar Tak Perpanjang Kontrak Rossi pada MotoGP 2022
"Kami berbicara sampai jam 5 pagi keesokan harinya karena kami sangat sedih. Namun, dari situ kami berhasil meraih tiga gelar juara dunia lagi dan medali emas Olimpiade London 2012," kata Cai lagi.
Cai Yun/Fu Haifeng gagal menjadi juara Olimpiade Beijing 2008 karena kalah dari pasangan Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan.
Pada laga final, Cai/Fu kalah dengan skor 21-12, 11-21, 16-21.