Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putri Jepang, Nozomi Okuhara, berubah sejak memenango medali perunggu pada Olimpiade Rio 2016.
Nozomi Okuhara menjadii salah satu pebulu tangkis yang paling konsisten. Dia menorehkan sederet gerlar, termasuk titel juara dunia da All England kedua.
Menjelang Olimpiade Tokyo 2020 tidak jauh berbeda dengan bulan-bulan menjelang Rio 2016. Pertama, penyelenggaraan Olimpiade di rumah sendiri membuat perkembangan Nozomi Okuhara jauh lebih signifikan.
Namun, seperti banyak pemain lain, bulan-bulan awal pandemi adalah periode yang sulit.
"Sangat sulit untuk memikirkan berbagai hal dan membuat penilaian. Saya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Jadi saya cemas tentang banyak hal dan memiliki banyak hal yang tidak diketahui," kata Okuhara dilansir BolaSport.com dari BWF Badminton.
"Daripada menjadwalkan bulu tangkis, saya cemas tentang bagaimana saya akan menjalani hidup saya. Sejak saat itu, banyak turnamen dan balapan ditunda, dan saya memikirkan sampai kapan mereka akan ditunda," aku Okuhara.
Baca Juga: Valentino Rossi tentang Maverick Vinales: Sekarang Sulit bagi Semua Orang
"Bagaimana saya harus merencanakan kehidupan di mana saya tidak bisa melihat masa depan, dan saya sangat bingung dengan keputusan itu." aku pebulu tangkis berusia 26 tahun itu.
"Saya tidak yakin akan menjadi seperti apa, tetapi saya berpikir positif bahwa saya akan melakukan pekerjaan saya setiap hari sehingga saya dapat memiliki waktu yang memuaskan dan bermakna tahun ini," tutur Okuhara,
Perbedaan dari Rio adalah bahwa Okuhara percaya dia telah berevolusi sebagai pemain.
"Saat itu, saya tidak yakin apakah saya bisa menjadi salah satu pemain top dunia, dan saya tidak yakin dengan diri saya sendiri. Saya merasa peluang pada pertandingan 50-50 setiap saat, tetapi sekarang saya memiliki kepercayaan diri untuk menjadi salah satu pemain top dunia."
"Untuk menebus rasa frustrasi yang saya rasakan di Rio, saya telah menghabiskan empat tahun terakhir dengan fokus pada permainan dan apa yang dapat saya lakukan untuk meningkatkan peluang saya untuk menang," ucap Okuhara.
"Jadi, daripada hanya kembali dari cedera, saya sudah memikirkan bagaimana mempersiapkan pertandingan berikutnya berdasarkan pengalaman saya di Rio. Saya pikir itulah yang membuat semua perbedaan sejak awal," kata Okuhara.
Menurut Okuhara, hal yang membedakan dari Olimpiade sebelumnya adalah saat Olimpiade Rio 2016, dia tidak memikirkan medali Olimpiade.
Kini, dia berpikir tentang bagaimana menjadi unggulan daripada bagaimana lolos ke Olimpiade dan bagaimana meningkatkan performa melawan pemain top dunia.
"Saya telah memikirkannya dengan pelatih saya dan anggota staf di sekitar saya. Saya pikir saya memiliki lebih banyak waktu untuk memikirkan hal ini daripada yang saya lakukan di Rio, dan saya lebih fokus pada permainan saya dan turnamen daripada kualifikasi untuk Olimpiade"
Salah satu pengalamannya yang paling signifikan terjadi pada final BWF World Tour Finals 2019.
Saat itu, dia kalah 7-21, 7-21 dari Pusarla Venkata Sindhu (India). Okuhara percaya bahwa hasil mengubah cara dia mendekati permainan.
“Pada saat itu, alih-alih merasa tertekan, saya bertanya-tanya mengapa keadaan menjadi seperti itu, dan pikiran saya menjadi sedikit panik. Sejak saat itu, saya harus memikirkan kembali perasaan dan gaya permainan saya sejak awal.," tutur Okuhara.
"Saya telah kalah pada final terus menerus, tetapi saya juga menduduki peringkat nomor satu dunia. Menanggapi hal ini, orang-orang di sekitar saya dan wartawan bertanya mengapa saya kalah lagi."
"Namun, anggota staf yang dekat dengan saya melihat hasil saya secara positif, mengatakan bahwa rata-rata saya telah meningkat, dan itu banyak membantu saya. Saya pikir itu adalah paruh kedua 2019 yang memberi saya kesempatan mengatasi tantangan memenangkan final saya."
Setelah kalah pada enam final pada 2019, Okuhara akhirnya mampu membalikkan keadaan pada Denmark Open 2020 ketika ia mengalahkan Carolina Marin (Spanyol) untuk perebutan gelar.
Baca Juga: Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020 Dikukuhkan 5 Juli
Tahun ini, ia memenangkan satu-satunya turnamen yang ia mainkan, All England Open 2021 yang telah menempatkannya dalam kerangka berpikir yang positif untuk pergi ke Olimpiade.
Namun, Okuhara juga mengakui bahwa Olimpiade lebih dari sekadar tentang performa yang baik dia percaya itu juga merupakan momen untuk menyatukan dunia.
"Dengan Olimpiade, fokus pada olahraga sedang dipertimbangkan dan didiskusikan lebih di seluruh dunia, dan saya pikir itu telah memberi kita kesempatan untuk berpikir tentang nilai olahraga dan apa itu olahraga," ucap Okuhara,
"Pada masa lalu, saya berpikir bahwa Olimpiade adalah tentang mendapatkan hasil dan memenangkan medali, itu saja," ujar Okuhara.
"Namun, Olimpiade tahun ini akan diadakan di tengah isu-isu global seperti itu. Jadi, saya percaya ini akan menjadi turnamen yang memberikan kesempatan untuk berpikir dan merasakan lebih banyak tentang nilai sebenarnya dari olahraga. Bukan hanya hasil, tetapi prosesnya."
Okuhara berharap melalui bulu tangkis semua orang berkumpul dengan perasaan senang atau sedih (tentang permainan), menyampaikan kekuatan olahraga, dan kesenangan terhadap bulu tangkis.
"Saya mungkin akan melihat semua orang melalui layar meskipun saya akan sangat senang jika kita bisa berbagi momen ketika dunia bersatu, ketika kita bisa melupakan kenyataan, dengan menyingkirkan perbedaan budaya dan hal-hal lain."
"Olimpiade yang asli adalah tentang sebuah perayaan perdamaian. jika Olimpiade diadakan dengan sukses, saya akan sangat senang jika kita dapat berbagi momen di mana kita dapat melupakan apa yang terjadi di dunia," tutur Okuhara.
Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Andaikan Jadi Atlet MMA seperti di Penjara