Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih ganda campuran nasional Indonesia, Nova Widianto, menilai pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti hanya butuh menguatkan mental jelang menghadapi pertandingan pertama pada Olimpiade Tokyo 2020.
Berdasarkan jadwal, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti akan memulai perjuangan mereka dalam meraih medali Olimpiade Tokyo 2020 dengan menghadapi wakil Australia, Simon Wing Hang Leung/Gronya Somerville.
Laga pertama mereka ini akan berlangsung di Musashino Forest Sports Plaza pada Sabtu (24/7/2021).
Kian dekatnya jadwal pertandingan membuat Nova Widianto mengalihkan fokus latihan ke faktor teknik, terutama mental bertarung.
Baca Juga: Jelang Olimpiade Tokyo 2020 - Alasan Defile Kontingan Indonesia Cuma Diikuti 4 Atlet
"Kondisi Praveen/Melati sejauh ini sudah sangat bagus. Latihannya sudah banyak ke teknik, latihan fisiknya sudah dikurangi," ucap Nova, dikutip dari Badminton Indonesia.
"Pada dua hari terakhir ini, tinggal menyiapkan dan menguatkan mental saja. Yang terpenting sekarang mentalnya harus siap," kata peraih medali perak Olimpiade Beijing 2008 itu.
Sebagai pelatih, Nova Widianto menyadari betul bahwa Olimpiade adalah panggung turnamen yang berbeda.
Hal itu juga pernah dia rasakan saat masih berstatus pemain.
Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Disebut Akan Kembali Demi Revans, Begini Reaksi Sang Manajer
Pada Olimpiade Beijing 2008, Nova yang menjadi unggulan teratas bersama pasangannya saat itu, Liliyana Natsir, hanya bisa mempersembahkan medali perak untuk Indonesia.
Duet Nova/Liliyana gagal meraih medali emas setelah dikalahkan pasangan non-unggulan asal Korea Selatan, Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung, 11-21, 17-21.
Pengalaman serupa juga dialami Liliyana Natsir pada Olimpiade London 2012.
Kala itu, sosok yang akrab disapa Butet tersebut berpasangan dengan Tontowi Ahmad.
Namun, alih-alih tampil optimal dan meraih medali emas, Tontowi/Liliyana malah pulang dengan tangan hampa.
Setelah kalah dari salah satu musuh bebuyutan mereka, Xu Chen/Ma Jin (China), pada babak semifinal, Tontowi/Liliyana kembali menelan kekalahan dari Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark) pada laga perebutan medali perunggu.
Baca Juga: Jelang Olimpiade Tokyo 2020 - Meski Grogi, Peselancar Rio Waida Berusaha Fokus
"Kalau saya lihat, kadang-kadang pemain yang ada di peak performance-nya (secara fisik), belum tentu demikian secara mental," kata Nova.
"Kalau saya flashback, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir itu performa terbaiknya pada tahun 2012, tetapi emasnya pada tahun 2016."
"Kenapa? Karena mereka secara permainan pada tahun 2012 sudah bagus, tetapi secara mental belum siap," ucap Nova menjelaskan.
Baca Juga: Promotor Harap Anthony Joshua vs Tyson Fury Digelar Tahun Depan
Lebih lanjut, Nova Widianto menilai pertandingan pertama Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang "cuma" mempertemukan mereka dengan Leung/Somerville harusnya memberi keuntungan.
"Asal tidak lengah, mereka bisa memanfaatkan (pertandingan) ini sebagai langkah awal untuk masuk ke suasana pertandingan sebelum bertemu lawan yang sepadan," tutur dia.
Selain Simon Wing Hang Leung/Gronya Somerville, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti juga akan bersaing dengan jagoan tuan rumah, Yuta Watanabe/Arisa Higashino, dan pasangan yang diprediksi menjadi kuda hitam di Grup C, Mathias Christiansen/Alexandra Boje (Denmark).
Rangkaian pertandingan bulu tangkis pada Olimpiade Tokyo 2020 akan berlangsung mulai 24 Juli sampai 2 Agustus mendatang.