Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Indonesia menjadi salah satu raksasa bulu tangkis dunia dengan bukti 12 pelatih yang menukangi 12 negara saat ini.
Indonesia pantas disebut sebagai salah satu raksasa bulu tangkis dunia saat ini.
Tak cuma pemain-pemain terbaik yang dihasilkan, kontribusi Indonesia juga menghasilkan pelatih yang tersebar di beberapa negara.
Kisah sukses pelatih asal Indonesia yang menukangi negara lain hadir di Olimpiade Tokyo 2020 kali ini.
Mereka adalah Muamar Qadafi dan Flandy Limpele.
Muamar Qadafi merupakan pelatih tunggal putra Guatemala, Kevin Cordon yang mencetak sejarah di Olimpiade Tokyo 2020.
Saat ini menempati peringkat ke-59 dunia dan hanya menjadi unggulan ke-25, Kevin Cordon berhasil lolos ke semifinal.
Ini adalah untuk pertama kalinya, wakil Guatemala sampai di semifinal Olimpiade dan akan memperebutkan medali.
Walau Kevin Cordon harus mengakui keunggulan tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen dengan straight game 18-21, 11-21.
Kevin pun akan menghadapi Anthony Ginting di perebutan medali perunggu, Senin (2/8/2021).
Keberhasilan Cordon mencetak sejarah tak bisa dilepaskan dari sang pelatih, Muamar Qadafi yang berasal dari Indonesia.
Dilansir BolaSport.com dari Badminton Asia, kisah Muamar Qadafi melatih Guatemala berawal dari dua temannya di PB Djarum, Roy Purnomo dan Agustinus Sartono yang jadi partner sparring di Peru.
Saat itu pada 2005, akhirnya Qadafi ke Peru setelah pelatih timnas Peru mengundurkan diri.
Setelah menjajal Peru, Qadafi juga berpindah ke Guatemala pada 2009.
Sempat kembali ke Indonesia, periode kedua Qadafi di Guatemala berlanjut sejak 2017 hingga saat ini dan melatih tungga putra meraka, Kevin Cordon.
Selain Muamar Qadafi, ada juga Flandy Limpele yang punya kisah sukses bersama ganda putra Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Aaron Chia/Soh Wooi Yik menang atas pasangan Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dengan skor 17-21, 21-17-21, 21-14 pada pertandingan perebutan medali perunggu yang digelar di Musashino Forest Plaza, Tokyo, Sabtu (31/7/2021).
Kemenangan ini membuat Aaron Chia/Soh Wooi Yik mempersembahkan medali perunggu buat Malaysia, sekaligus medali pertama buat negeri jiran di Olimpiade Tokyo 2020 kali ini.
Berkat torehan medali pertama ini, posisi Malaysia mengalami perbaikan ke peringkat ke-67 di tabel perolehan medali sementara.
Baca Juga: Hasil Pramusim Arsenal Vs Chelsea - German Connection Bantu The Blues Menang, Ben White Debut
Kesuksesan raihan medali pertama Malaysia tak bisa dilepaskan dari salah satu orang Indonesia, yakni Flandy Limpele yang menjadi pelatih ganda putra Malaysia.
Flandy adalah mantan pebulu tangkis ganda putra Indonesia yang pernah berpasangan dengan Eng Hian.
Semasa bermain, Flandy dan Eng Hian berhasil mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia di Olimpiade Athena 2004.
Kini prestasi serupa ditorehkan oleh Flandy melalui anak asuhnya, Aaron Chia/Soh Wooi Yik dalam Olimpiade Tokyo 2020.
Sementara itu, Flandy Limpele menjadi pelatih ganda putra Malaysia sejak Juni 2020 lalu.
Sebelumnya, pelatih berusia 47 tahun itu melatih ganda putra India pada 2019.
Flandy berhasil mengembangkan ganda putra India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty berkembang dan bersaing di kancah dunia.
Baca Juga: Lionel Messi Belum Balik, Pelatih Barcelona Puas dengan Duet Depay-Griezmann
Beberapa gelar seperti Thailand Open 2019 dan finalis French Open 2019 jadi pembuktian tangan dingin Flandy Limpele di India.
Kisah dua pelatih asal Indonesia yang sukses di Olimpiade tak lepas dari status Indonesia sebagai salah satu kekuatan raksasa bulu tangkis dunia.
Badminton Asia menyebut jika ada setidaknya 12 pelatih Indonesia yang tersebar di dunia (melatih negara).
Ada Hendrawan, Flandy Limpele, Paulus Dirman dan Indra Wijaya yang melatih Malaysia.
Mulyo Handoyo melatih Singapura, Rexy Mainaky dan Namrih Suroto di Thailand dan India.
Sementara di Eropa ada Iman Teguh (Finlandia), Davis Efraim (Irlandia), Didi Purwanto (Hungaria), dan Indra Bagus (Belgia).
Satu-satunya wakil Amerika Latin adalah Guatemala yang dipimpin oleh Muamar Qadafi.