Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Peraturan VAR Liga Inggris Direvisi, Selamat Tinggal Offside Hidung dan Kuku Kaki

By Rebiyyah Salasah - Selasa, 3 Agustus 2021 | 18:20 WIB
Perubahan aturan seputar Video Asisstant Referee (VAR) akan mengakhiri problema offside karena ujung hidung dan kuku kaki. (TWITTER.COM/SQUAWKA)

BOLASPORT.COM - Perubahan aturan seputar Video Assistant Referee (VAR) akan mengakhiri problema offside tipis karena hidung dan kuku kaki.

Liga Inggris pertama kali menerapkan teknologi VAR pada musim 2019-2020. 

Namun, selama dua musim terakhir, penggunaan VAR oleh wasit di Liga Inggris menuai kecaman keras. 

Menanggapi hal tersebut, Komite Wasit Profesional Liga Inggris (PGMOL) pun memutuskan untuk melakukan revisi peraturan seputar VAR

Baca Juga: Klasemen Liga Inggris Tanpa VAR: Liverpool Kokoh di Puncak Unggul 6 Poin, Man United Turun Peringkat

Salah satu perubahan yang diterapkan oleh badan yang bertanggung jawab atas ofisial pertandingan dalam sepak bola profesional Inggris itu adalah peraturan soal offside. 

Kepala PGMOL, Mike Riley, memastikan bahwa pada Liga Inggris musim 2021-2022, tidak akan ada lagi keputusan offside berdasarkan tinjauan VAR yang disebabkan perbedaan tipis seperti ujung hidung atau kuku kaki. 

Riley mengatakan bahwa pada musim 2021-2022, Premier League akan terus menggunakan garis tipis satu piksel untuk menentukan apakah ada pelanggaran.

Namun, mereka juga akan menambahkan garis penanda offside yang lebih tebal pada tayangan VAR

Perubahan itu diharapkan akan memberikan manfaat kembali kepada tim yang sedang berada dalam situasi menyerang.

Jika garis yang digunakan untuk menunjukkan posisi penyerang menyatu dengan garis yang menunjukkan bek, maka itu akan dianggap sebagai onside.

Baca Juga: Gara-gara Harry Kane Mangkir Latihan, Legenda Man United dan Liverpool Cekcok

Selain itu, perubahan tersebut juga diharapkan mengurangi kasus kontroversial ketika pemain diklaim offside karena bagian-bagian tubuh seperti hidung atau jari kaki lewat tipis dari pemain terakhir lawan. 

Seandainya perubahan ini digunakan musim lalu, sebanyak 20 gol diyakini bakal tercipta. 

Pada musim depan, PGMOL juga memutuskan bahwa proses berliku-liku ketika ofisial VAR mencapai keputusan offside tidak akan lagi ditampilkan. 

Nantinya, seperti di EURO 2020, pemirsa televisi hanya akan diperlihatkan bagaimana kesimpulan itu dicapai, yakni hasil VAR, untuk mengurangi kontroversi. 

"Pada dasarnya, kami ingin pendekatan yang memungkinkan pemain untuk keluar dan mengekspresikan diri dan membiarkan permainan mengalir," kata Riley, dikutip BolaSport.com dari BBC.

"Itu berarti tim VAR tidak akan melakukan intervensi untuk pelanggaran sepele dan ambang batas intervensi wasit dan VAR akan sedikit lebih tinggi daripada musim lalu."

Baca Juga: Kejamnya Netizen Saat EURO 2020, Pacar Jack Grealish Dapat 200 Ancaman Pembunuhan Sehari

"Kami telah memperkenalkan manfaat dari keraguan untuk pemain menyerang, jadi ketika kami memiliki situasi offside yang sangat dekat, kami akan mengikuti proses yang sama seperti tahun lalu, tetapi sekarang menerapkan garis siaran yang lebih tebal."

"Jadi kami akan menerapkan garis piksel, menempatkan garis penyerang dan garis pertahanan di atas, dan kemudian garis siaran yang lebih tebal."

"Tapi ketika garis itu tumpang tindih, situasi sekarang akan dianggap sebagai bagian onside."

"Secara efektif, apa yang telah kami lakukan adalah mengembalikan 20 gol yang dianggap offside musim lalu dengan menggunakan pengawasan forensik yang cukup."

"Jadi kuku kaki, hidung pemain yang offside pada musim lalu, tidak akan offside lagi sekarang," ujarnya menambahkan. 

Selain peraturan mengenai offside, PGMOL juga melakukan penyesuaian dalam pendekatan terhadap penalti setelah rekor tertinggi 125 buah diberikan musim lalu.

Musim ini, wasit seharusnya tidak hanya menentukan apakah ada kontak yang jelas.

Tapi, mereka juga harus menilai apakah ada konsekuensi yang cukup untuk memberikan penalti dan apakah pemain menggunakan kontak untuk mencoba memenangkan pelanggaran atau penalti.

"Tidak cukup hanya mengatakan ada kontak. Kontak sendiri hanya satu elemen yang harus dicari wasit," ujar Riley.

Baca Juga: Lagi-lagi, Juergen Klopp Dibuat Jengkel oleh VAR

"Jika Anda memiliki kontak yang jelas, itu memiliki konsekuensi, itu pelanggaran, tetapi jika Anda ragu, dalam elemen ini mereka tidak mungkin dihukum."

"Anda juga ingin itu menjadi pelanggaran yang tepat dan bukan kontak sekecil apa pun yang digunakan seseorang untuk mendapatkan penalti," tuturnya menambahkan.

Ada juga perubahan dalam aturan handball, di mana ketika bola mengenai tangan secara tidak disengaja dalam proses build-up untuk mencetak gol, maka tidak akan lagi dianggap sebagai pelanggaran.

 

 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P