Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Timnas Indonesia pernah tampil gemilang dalam cabang olahraga sepakbola di ajang Olimpiade edisi Melbourne 1956.
Sore nanti, tepatnya Sabtu (7/8/2021) pukul 18.30 WIB, Brasil dan Spanyol akan memperebutkan medali emas dari cabang olahraga sepakbola di Olimpiade Tokyo 2020.
Timnas U-23 Brasil akan berjumpa Spanyol di final sepakbola Olimpiade Tokyo 2020 di Stadion Internasional Yokohama.
Sehari sebelumnya, Jumat (6/8/2021), Meksiko sudah memastikan diri meraih medali perunggu usai mengalahkan sang tuan rumah, Jepang.
Baca Juga: Rahmad Darmawan, Pelatih Terbaik Menurut Boaz Solossa
Timnas U-23 Meksiko sukses menghajar pasukan Samurai Biru dengan skor telak 3-1.
Melihat kiprah para raksasa sepakbola di Olimpiade Tokyo 2020 tentu menimbulkan harapan bagi timnas Indonesia untuk suatu saat tampil di panggung yang sama.
Setidaknya, harapan itu sempat terlontar dari mulut pemain Persija Jakarta, Riko Simanjuntak, yang ingin menyaksikan timnas Indonesia tampil di ajang Olimpiade.
“Kita tidak boleh pesimis. Semoga suatu saat nanti kita bisa ada di sana (Olimpiade),” kata Riko, Rabu (4/8/2021), seperti dikutip Bolasport.com dari laman resmi klub.
Baca Juga: Romelu Lukaku Pulang ke Chelsea, Inter Milan Langsung Belanja 3 Pemain Baru
Siapa sangka, timnas Indonesia ternyata pernah tampil ganas di cabang olahraga sepakbola Olimpiade.
Hal itu terjadi pada gelaran Olimpiade 1956 di Melbourne.
Dikutip Bolasport.com dari Kompas, timnas Indonesia berhasil lolos ke Olimpiade 1956 lantaran Taiwan, calon lawan di babak kualifikasi, dianggap mengundurkan diri.
Taiwan terlambat menyerahkan daftar pemain sehingga penyelenggara menilai negara itu mengundurkan diri.
Baca Juga: Robert Alberts: Liga 1 Berjalan Bukan Hanya untuk Klub, tapi Juga Timnas Indonesia
Skuad Merah Putih pun diuntungkan karena mendapat bye, bersama India, Yugoslavia, dan Amerika Serikat.
Timnas Indonesia yang saat itu dilatih juru taktik asal Yugoslavia, Tony Pogacknik, langsung lolos ke perempat final dan menantang Uni Soviet.
Meski bisa dibilang lolos ke perempat final karena keberuntungan, skuad Garuda ternyata tampil cukup ganas kala menghadapi Uni Soviet.
Ditambah lagi, Uni Soviet saat itu merupakan tim unggulan yang diperkuat kiper terbaik dunia kala itu, Lev Yashin.
Baca Juga: Liga 1 Digelar 20 Agustus, Bhayangkara FC Kumpulkan Evan Dimas dkk Kapan?
Sorotan secara khusus ditujukan kepada satu nama, Ramang, pemain yang sudah meninggal dunia pada 26 September 1987.
"Bek-bek uni Soviet yang bertubuh raksasa langsung terbangun saat Ramang, penyerang lubang bertubuh kecil, melewati dua dari mereka dan memaksa (kiper Lev) Yashin melakukan penyelamatan dengan tepisan," dilansir dari Kompas yang mengutip tulisan FIFA tentang Ramang pada 26 September 2012.
"Dan meski tim Gavril Kachalin memegang kendali penguasaan bola setelahnya, mereka dibuat frustrasi oleh kegagalan mereka menjebol gawang tim underdog dan oleh skill Ramang dalam serangan balik."
"Pemain berusia 32 tahun (Ramang) hampir saja membuat Indonesia unggul, yang bakal menjadi puncak kejutan, pada menit ke-84 andai saja tendangannya tidak ditahan pria yang dikenal luas sebagai kiper terhebat dalam sejarah sepak bola," lanjut FIFA.
Baca Juga: Launching Jersey, Borneo FC Usung Semangat Baru di Liga 1 2021
Laga itu sendiri berakhir dengan skor 0-0.
Karena belum mengenal sistem adu penalti, laga antara timnas Indonesia dan Uni Soviet diulang beberapa hari kemudian.
Sayangnya, pada laga kedua ini, Ramang dkk dihancurkan dengan skor 0-4.
Baca Juga: Luca Marini Merasa Bersalah jika Paksa Valentino Rossi Masih Balapan pada MotoGP 2022
Kekalahan telak itu menjadi catatan terakhir penampilan timnas Indonesia di ajang Olimpiade
Di sisi lain, laju Uni Soviet di cabor sepakbola Olimpiade 1956 lancar hingga meraih medali emas.
Mereka menang 2-1 atas Bulgaria di semifinal lewat perpanjangan waktu, dan menang 1-0 atas Yugoslavia dalam laga perebutan medali emas.